Indikator Politik Indonesia: Kelmi Amri Raih Elektabilitas Tertinggi di Pilkada Rohul

Kelmi-Amri-Anggota-Komisi-I-DPRD-Riau.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kelmi Amri meraih elektabilitas tertinggi sebagai bakal calon bupati di Pilkada Rokan Hulu (Rohul) 2024. Hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia di Rohul.

Survei yang berlangsung pada periode 22–27 April 2024 tersebut dilaksanakan untuk memotret peluang dari nama-nama bakal calon bupati yang mulai beredar di ruangan publik dan menjadi perbincangan warga di Rohul menjelang Pilkada 2024 mendatang.

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menjelaskan populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Rohul yang telah memiliki hak pilih pada pemilihan kepala daerah tahun 2024, yaitu mereka yang telah berumur 17 tahun ke atas atau mereka yang telah menikah ketika survei dilakukan.

“Dalam survei ini jumlah sampel 400 responden, penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dengan asumsi metode sample random sampling, ukuran sampel basis 400 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) ±5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,” kata Bawono melalui keterangannya, Rabu, 15 Mei 2024.

Bawono menyebut responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Kendali kualitas terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam kendali kualitas ini tidak ditemukan kesalahan berarti.

Dalam evaluasi terhadap kinerja bupati petahana, survei Indikator Politik Indonesia menemukan 57,0 persen menyatakan sangat puas/cukup puas. Kemudian 38,0 persen menyatakan kurang puas / tidak puas sama sekali. Responden TT/TJ sebesar 5,0 persen



“Temuan tidak jauh berbeda juga dalam evaluasi terhadap kinerja wakil bupati petahana. Survei Indikator Politik Indonesia menemukan 57,2 persen menyatakan sangat puas / cukup puas. Kemudian 34,3 persen menyatakan kurang puas/tidak puas sama sekali. Responden TT/TJ sebesar 8,6 persen,” terangnya.

Menurut warga Rohul, kata dia, ada lima masalah besar yang mendesak untuk diselesaikan berdasarkan temuan survei ini. Di antaranya harga kebutuhan pokok mahal menjadi masalah mendesak terbesar menurut 31,7 persen warga Rokan Hulu. Disusul secara berturut-turut dengan kondisi jalan rusak (26,1 persen), sulit mencari lapangan pekerjaan (11,6 persen), harga pupuk mahal (9,5 persen), dan ketersediaan air bersih (7,0 persen).  

Dalam bagian politik elektoral, survei Indikator Politik Indonesia menemukan dalam simulasi top of mind, Kelmi Amri memperoleh dukungan publik tertinggi dengan elektabilitas sebesar 25,3 persen. Elektabilitas Kelmi Amri tersebut terpaut cukup jauh dengan Indra Gunawan di posisi kedua (12,6 persen) dan Anton di posisi ketiga dengan elektabilitas 10,7 persen.

“Nama-nama lain yang juga muncul dalam simulasi top of mind di survei ini masih memiliki tingkat elektabilitas sangat rendah di bawah lima persen. Responden TT/TJ masih cukup tinggi mencapai 35,6 persen,” lanjutnya.

Ketika dilakukan simulasi tertutup 12 nama, kata Bawono, terjadi peningkatan elektabilitas secara signifikan dari sejumlah nama. Di posisi pertama Kelmi Amri masih unggul dengan elektabilitas 36,5 persen. Disusul secara berturut-turut di posisi kedua dan ketiga oleh Indra Gunawan (18,3 persen) dan Anton (14,5 persen). Sembilan nama lain masih memiliki elektabilitas kurang dari delapan persen. Responden TT/TJ sebesar 17,3 persen.

Kemudian dalam simulasi delapan nama, Kelmi Amri tetap unggul di posisi pertama dengan raihan elektabilitas 36,9 persen. Lima nama lain masih memiliki elektabilitas kurang dari delapan persen. Disusul secara berturut-turut di posisi kedua dan ketiga oleh Indra Gunawan (19,5 persen) dan Anton (14,5 persen). Responden TT/TJ sebesar 17,6 persen.

“Dalam simulasi tiga nama Kelmi Amri juga masih tetap unggul di posisi pertama dengan elektabilitas 42,7 persen. Disusul secara berturut-turut oleh Indra Gunawan (21,8 persen) dan Anton (18,0 persen). Responden TT/TJ sebesar 17,6 persen,” urainya. 

Sementara itu, saat dilakukan simulasi head to head antara Kelmi Amri dan Indra Gunawan diperoleh temuan elektabilitas Kelmi Amri 54,1 persen dan elektabilitas lndra Gunawan 21,8 persen. Responden TT/TJ sebesar 24,1 persen.

“Pun dalam simulasi head to head antara Kelmi Amri dan Anton tidak jauh berbeda, elektabilitas Kelmi Amri 50,4 persen dan elektabilitas Anton 18,4 persen. Responden TT/TJ sebesar 31,2 persen,” tutupnya.