Cerita Pemudik di Soetta Terpaksa ke Pekanbaru Usai Gagal Terbang ke Kualanamu

Penumpang-di-Bandara-SSK-II1.jpg
(RAHMADI DWI PUTRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE - Edmiraldo Nanda Nopan Siregar (39) bersama istrinya berencana mudik pada Jumat, 5 April 2024. Namun, rencana pulang ke kampung halaman, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, buyar.

Mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sebelum pukul 07.00 WIB. Kemudian, membeli tiket maskapai Lion Air dengan rute Bandara Soetta-Bandara Kualanamu, Medan.

Setelah transit di Kualanamu, seharusnya mereka berlanjut ke rute Bandara Kualanamu-Bandara Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Kota Sibolga, lalu naik mobil ke Padangsidimpuan 2 jam.

Dimulai saat Edmiraldo dan sang istri tidak diperkenankan boarding naik pesawat Lion Air yang dijadwalkan terbang pukul 08.30 WIB di Soetta.

"Kami sudah antre di ruang tunggu. Saat pesawat kami disebut, saya menemui petugas. Oleh petugas dibawa ke customer service (CS)," kata Edmiraldo, dilansir dari kumparan.

"CS bilang sudah tidak bisa masuk dengan alasan kami telat sehingga tidak bisa masuk ke manifes," lanjutnya.

"Padahal kami datang tidak terlambat, sesuai aturan di tiket yang mencantumkan 'Check-in paling lambat 90 menit sebelum keberangkatan'," kata Edmiraldo.

Edmiraldo baru sadar bahwa Lion Air mengubah jadwal pesawat dari 08.30 WIB menjadi 08.00 WIB. Maskapai singa itu juga telah memberi tahu perubahan tersebut melalui email dan WhatsApp.

"Menunggu di CS saja sudah habis 45 menit, akhirnya mau bagaimana lagi, tidak bisa berangkat," kata Edmiraldo.



Menurut CS, Lion Air akan mengembalikan penuh (refund) uang tiket Rp 5,3 juta yang dibeli Edmiraldo dari Traveloka, karena peraturan refund Lion Air bila ada perubahan jadwal lebih dari 5 menit.

Sayangnya, tidak ada solusi lain karena tidak bisa pula terjadi transfer ke pesawat lain lantaran sudah penuh.

"Sempat disinggung oleh CS, harusnya kami online check-in 12 jam sebelumnya supaya data kami masuk manifes," kata Edmiraldo.

"Ada 3 penumpang lain yang mengalami nasib yang sama," katanya.

Terdapat sejumlah alternatif bagi Edmiraldo, misalnya menyetir mobil dari Ciputat rumahnya ke Padangsidimpuan.

"Tapi perjalanan akan menjadi 3 hari, belum lagi tiket ferry ekspres sudah habis," kata Edmiraldo.

"Kalau ganti pesawat dengan tujuan Kualanamu, ya rugi, karena perjalanan kami transit ke Sibolga," kata Edmiraldo.

Rute Soetta-Kuala Lumpur-Sibolga tidak menjadi alternatif karena perjalanan tersebut memerlukan paspor. "Juga, jauh lebih mahal," ujar Edmiraldo.

Edmiraldo dan istri akhirnya membeli tiket maskapai Batik Air ke Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru.

"Di Pekanbaru, kami akan meminjam mobil, menempuh perjalanan darat 12 jam ke Padangsidimpuan," ujar Edmiraldo.

Kini Edmiraldo pulang ke rumahnya di Ciputat. "Pesawat kami baru berangkat tanggal 8 April," katanya.

Sementara itu, Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, belum memberikan penjelasan soal perubahan jadwal penerbangan ini.

"Saya akan cek terlebih dahulu," kata Danang.