RIAU ONLINE, PELALAWAN - Wagino (55), seorang petani di Kabupaten Pelalawan, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Korban ditemukan tewas gantung diri di pohon rambutan, di kebun karetnya, Desa Sidomukti, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan pada Kamis, 15 Februari 2024 lalu, tepat sehari setelah hari pemungutan suara Pemilu 2024.
Kabar yang beredar menyebutkan, korban merupakan tim sukses (timses) dari salah satu calon anggota legislatif (caleg).
Peristiwa itu dibenarkan Kapolres Pelalawan, AKBP Suwinto. Namun, ia membantah kejadian ini berkaitan dengan pemilu 2024.
"Iya ada kejadiannya, tapi yang bersangkutan bukan timses. Untuk datanya bisa langsung ke Kasi Humas ya," ujar AKBP Suwinto, Selasa, 20 Februari 2024.
Sementara, Kasat Reskrim Polres Pelalawan, Iptu Kris Topel, mengatakan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan, Wagino murni bunuh diri. Sementara, belum terungkap motif korban mengakhiri hidupnya.
"Untuk status yang bersangkutan setelah kita cek di status tim kampanye Kabupaten Pelalawan tidak terdaftar atau tidak ada datanya," katanya.
Kasi Humas Polres Pelalawan, AKP Edy Harianto yang dihubungi juga membantah berita yang menyebutkan kalau korban adalah tim sukses caleg. Bahkan Edy juga membantah memberikan keterangan yang seolah-olah yang membenarkan korban adalah timses.
"Tidak ada timses atau caleg yang bunuh diri, kalau kasus bunuh diri ada, korban itu ditemukan tewas gantung diri di pohon rambutan di kebun karetnya di Desa Sidomukti, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan pada Kamis lalu," katanya.
Dari hasil penyelidikan Sat Reskrim Polres Pelalawan, ungkap Edy, korban pada pagi hari sebelum ditemukan tewas gantung diri, sempat membagikan mesin air kepada warga di dekat rumahnya.
Sekitar pukul 09.00 WIB, korban meminjam sepeda motor milik temannya bernama Soleh, untuk pergi ke kantor desa melihat hasil pemilu.
Namun setelah beberapa jam, korban tidak kunjung kembali. Soleh kemudian mencari keberadaan korban di sekitar desa dan kebunnya, tapi tidak ditemukan.
"Sementara itu di tempat terpisah, Paimun yang sehari-hari bekerja di kebun korban, melihat sepeda motor terparkir di kebun karet. Ketika didekati dia melihat korban tergantung di pohon rambutan dengan tali putih yang melilit lehernya," kata AKP Edy.
Mendapati hal itu, Paimun kemudian melapor kepada Soleh dan rekan-rekan lainnya. Namun saat warga mendatangi TKP korban sudah tak bernyawa.
Personel Reskrim Polsek Pangkalan Kuras melakukan olah TKP dan mendatangi korban yang sudah dibawa ke Puskesmas Pangkalan Kuras. Hasil visum luar oleh dokter jaga menunjukkan adanya bekas tali di leher korban yang menyebabkan kematiannya. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik lainnya.
"Pihak keluarga menerima dengan ikhlas atas meninggalnya korban dan tidak akan menuntut pihak manapun. Mereka juga menolak untuk dilakukan otopsi," pungkasnya.