RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) tahun 2024 ini bakal digelar sebanyak tiga kali dalam sepekan. Ada tambahan satu hari kegiatan GPM dari tahun 2023 yang hanya dua kali digelar setiap minggunya.
Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) berencana menggelar sekitar 150 kegiatan GPM sepanjang 2024. Hal ini guna menekan angka inflasi di Kota Pekanbaru.
"Tahun ini kita lakukan tiga kali dalam sepekan," kata Kepala DPP Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin, Kamis 8 Februari 2024.
Sejumlah kebutuhan pokok bisa dibeli dengan harga miring dari pasaran. Komoditi pangan yang jadi buruan kaum ibu yakni beras, minyak goreng dan gula pasir.
"Jadi, dengan adanya pasar murah ini dapat membantu meringankan beban warga, bisa mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," ujarnya.
Menurutnya, GPM menjadi salah satu langkah strategis Pemko Pekanbaru dalam mengatasi fluktuasi harga pangan dan kenaikan angka inflasi di kota tersebut.
Sejumlah kebutuhan pokok dijual dengan harga yang lebih murah, antara lain beras jenis Anak Daro 5 Kg seharga Rp 75.000, beras SPHP 5 Kg seharga Rp 53.000, minyak goreng 1 liter Rp 13.000, dan Gula Pasir 1 Kg seharga Rp 15.000.
Selain GPM, Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Muflihun meluncurkan program Pekanbaru Bertani, Rabu 7 Februari 2024, dalam rangkaian kegiatan di kawasan pertanian Kelompok Tani Amara Jaya, Jalan Nagasakti, Kota Pekanbaru.
Peluncuran program Pekanbaru Bertani ini juga bersama dengan pencanangan Gerakan Menanam Cabai. Adanya gerakan ini diharapkan ikut membantu upaya pengendalian inflasi.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution menyebut bahwa ada 409 kelompok tani di Kota Pekanbaru. Mereka bergerak di sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan.
"Kita semua berkolaborasi mencanangkan Gerakan Menanam Cabai dan peluncuran Pekanbaru Bertani," imbuhnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, selain cabai merah ada komoditi lainnya yang bakal dikembangkan dalam mengendalikan inflasi. Komoditi tersebut di antaranya bawang merah dan jagung.
Gerakan yang dilakukan saat ini berdampak baik terbukti tingkat Inflasi turun dari tahun 2022 ke tahun 2023. Ada penurunan inflasi dari 7,04 persen menjadi 2,5 persen.