RIAU ONLINE, PEKANBARU-Ratusan orang tua dan guru di Kota Pekanbaru antusias mengikuti kegiatan program "Cyber Safety Nation for Kids", yang merupakan edukasi pencegahan kekerasan di ranah online dan keamanan siber pada anak usia dini.
Training yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman guru dan orangtua murid mengenai keamanan online dan mencegah anak dari kekerasan di dunia maya ini diinisiasi oleh Bullyid Indonesia.
Pelatihan ini merupakan rangkaian dari program Cyber Safety for Kids yang bekerjasama dengan beberapa sekolah dasar di Pekanbaru, ECPAT Indonesia, dan didukung oleh New Zealand Embassy.
Rangkaian pelatihan yang berlangsung pada 27 dan 28 Januari 2024 ini berfokus pada pemberian keahlian materi pelajaran tentang dunia siber dan keamanan siber kepada guru dan orangtua oleh ECPAT Indonesia.
"Bullyid Indonesia dan ECPAT Indonesia percaya bahwa program Cyber Safety for Kids ini dapat berdampak positif dan melahirkan anak-anak muda yang terampil dan bijak dalam menggunakan internet dari Provinsi Riau," ujar Direktur Eksekutif Bullyid Indonesia, Agita Pasaribu di Auditorium Pascasarjana Universitas Islam Riau (UIR).
Adapun rangkaian program ini dimulai dengan pembentukan kurikulum training untuk guru dan orangtua, pembentukan modul ajar guru, implementasi komprehensif training kepada guru dan orangtua. Kegiatan dilanjutkan dengan implementasi modul ajar anak oleh guru yang akan dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan tatap muka.
Dengan model berbasis Training of Trainers (ToT), Bullyid Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan orangtua dan pendidik dalam memahami risiko, serta membantu membangun pemahaman peserta mengenai literasi digital dan pencegahan kekerasan di ranah online yang terjadi pada anak.
"Bullyid Indonesia berharap dengan diimplementasikannya program ini, dapat berdampak kepadalebih dari 1.500 anak-anak di Pekanbaru," kata Agita.
Ia menilai, meningkatnya aktivitas online di berbagai kelompok umur tidak terlepas dari adanya kemungkinan bahaya yang terjadi pada anak-anak. Terdapat berbagai macam risiko yang berkaitan dengan penggunaan ruang digital, seperti peretasan, kekerasan online, pencurian identitas, penipuan online terhadap anak-anak.
"Maka, dengan adanya keterbatasan pengetahuan pada anak-anak tentang adanya ancaman di atas atau ketidakmampuan untuk mengambil tindakan keamanan, dapat meningkatkan risiko dalam aktivitas daring," paparnya.
Peserta pelatihan diikuti oleh para guru MIN 1 Pekanbaru, SD Kasih Cahaya Bunda, SD Insan Utama, dan Islamic School Of Riau Global terpadu.
Hadir pula Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kota Pekanbaru (DP3APM), Chairani, Kasi Kurikulum PAUD Dinas Pendidikan, Sardius, dan perwakilan ECPAT Indonesia.