30 Tahun jadi Dokter, Zul Asdi Nyaleg DPR RI demi Perbaiki Dunia Kesehatan

Zul-Asdi-nyaleg-dpr-ri-dapil-1.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Zul Asdi sudah 30 tahun mengabdikan dirinya sebagai dokter, akhirnya memutuskan untuk maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPR RI Dapil Riau 1.

Zul Asdi ingin ada perubahan pada dunia kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Ia mengibaratkan kesehatan dan pendidikan sebagai otak dan jantung bagi negara untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Kesehatan dan pendidikan sama halnya dengan otak dan jantung. Kedua komponen ini harus segera diperbaiki demi mewujudkan Indonesia Emas 20245," ujar Zul Asdi kepada awak media dan Komunitas Persatuan Pengemudi Ambulance Indonesia (PPAI), Minggu 14 Januari 2024.

Dokter kelahiran Padang, 5 Desember 1965 lulusan, Universitas Andalas itu, memilih Partai Kebangsaan Bangsa (PKB) untuk maju ke Senayan. Menurutnya, dokter ikut berpolitik saat ini bukan lagi sebagai suatu hal baru.

"Dari fenomena yang ada, kita lihat bagaimana pelayanan kesehatan di Pekanbaru khususnya Riau sangat miris. Masih banyak masyarakat kalangan menengah ke bawah sulit mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal baik di rumah sakit atau pun Puskesmas," jelas Zul Asdi.

Ia ingin pelayanan kesehatan menjadi lebih baik, termasuk peralatan rumah sakit dan sumber daya manusia sebagai penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat.

Menurutnya, kesehatan dan pendidikan merupakan tempat untuk menghabiskan uang dan anggaran, bukan sebaliknya. Ia menilai masih banyak pelayanan kesehatan di rumah sakit mau puskesmas yang menjadi tempat untuk mencari uang.


"Puskesmas ini harusnya mencegah orang untuk sakit bukan untuk mencari uang begitupun di rumah sakit,” tegasnya.

"Pelayanan kesehatan di RS juga harus maksimal, sehingga masyarakat yang ingin berobat baik secara umum atau BPJS mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal," harapnya.

Zul Asdi mengatakan, jika pendidikan kesehatan gratis, maka dokter dapat dipersiapkan secara gratis pula untuk masing-masing daerah.

"Nah hal itulah yang ingin kita buat, satu desa satu dokter, kita juga ingin satu desa satu ambulans. Hal itulah yang ingin membuat saya maju membuat perubahan di bidang kesehatan dan pendidikan," ungkapnya.

Zul Asdi menilai pemerintah harus menganggarkan biaya kesehatan sebanyak-banyaknya untuk masyarakat.

“Kalau uang habis untuk rakyat yang sehat kenapa rupanya? Terpenting peruntukan anggaran kesehatan dari APBN dan APBD itu tepat sasaran,” ujarnya.

"Sekarang kita dengar orang mengeluhkan jadwal operasi lama, antrean berobat, ICU penuh. BPJS pun itu harusnya semua gratis. Tidak boleh ada orang yang tidak bisa berobat di negara yang kaya raya ini," sambungnya.

Ia juga menyoroti puskesmas yang dinilai kurang berperan. Mestinya puskesmas melayani langsung masyarakat, bila perlu mendatangi ke rumah-rumah.

Mendekati hari pemungutan suara Pemilu 2024, Zul Asdi telah mempersiapkan strategi pemenangannya, yakni dengan bertemu langsung dengan masyarakat secara konstituen, baik dialogis hingga memanfaatkan media sosial, termasuk alat peraga kampanye yang disebar di sejumlah titik.

"Saya menyadari bukan orang politik. Tapi niat saya ingin melakukan perubahan, terutama diregulasi kesehatan yang dikritisi tenaga kesehatan, maka harus diperbaiki lewat sistem," katanya.

"Saya kira berkiprah di mana pun, mau sebagai dokter, jadi legislator. Terpenting selalu membawa kebermanfaatan bagi banyak orang," pungkasnya.