RIAU ONLINE, PEKANBARU-Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Riau saat ini terus menggalakkan gerakan donor darah di Riau. Mereka berkoordinasi dengan kabupaten/kota sebagai unit pelaksana di daerah.
Saat ini kebutuhan darah bagi masyarakat di Provinsi Riau terus mengalami peningkatan. Di Kota Pekanbaru, kebutuhan darah berkisar enam ribu hingga tujuh ribu kantong darah dalam sebulan.
Sedangkan rata-rata untuk daerah lainnya di Riau untuk kebutuhan darah berkisar dua ratus hingga tiga ratus kantong. Daerah itu di antaranya Kampar, Pelalawan, Dumai, Bengkalis hingga Indragiri Hilir.
Persoalan ini bakal menjadi satu agenda bahasan dalam Musyawarah Kordinasi (Muskor) Donor Daerah Se Riau yang digelar PMI Provinsi Riau di Dumai. Pembahasan lainnya yakni upaya memastikan ketersediaan pasokan darah di Riau.
"Muskor PMI Se Riau hari Jumat 17 November 2023, sampai hari Sabtu. Kita hadirkan sejumlah pembicara, di antaranya dari unit transfusi darah PMI pusat, lalu dari PMI Kota Pekanbaru sebagai unit transfusi darah pembina, PMI Riau dan dinas kesehatan," ujar Ketua PMI Riau, Syahril Abu Bakar, Rabu 15 November 2023.
Dirinya menilai musyawarah ini juga untuk membantu unit transfusi daerah atau UTD dalam memperoleh akreditasi. Semua UTD nantinya harus memiliki akreditasi untuk peningkatan layanan transfusi darah.
"Untuk melengkapi proses akreditasi itu, nantinya kita mengadakan muskor di Dumai besok. Saat ini PMI memiliki lima UTD di Riau. Ada juga UTD rumah sakit sebanyak tujuh unit di wilayah Riau," jelasnya, didampingi Sekretaris PMI Riau, Yusman Hakim.
Dirinya juga mendorong nantinya mutu darah harus sesuai standar. Pihak UTD di seluruh kabupaten maupun kota harus memenuhi standar baku yang sudah ditetapkan Menteri Kesehatan.
Kota Pekanbaru sebagai unit donor pembina sudah menjadi satu UTD terbaik di Sumatera yang nantinya bisa membimbing UTD lainnya di Riau.
"Kawasan Riau Pesisir khususnya semakin terkoneksi dengan adanya jalan tol, seperti Minas, Duri hingga Dumai. PMI berupaya dalam meningkatkan akses penyediaan darah berkualitas bagi yang membutuhkan," paparnya.
Syahril menambahkan bahwa pasokan darah ini tidak mengenal batas wilayah. Apabila memenuhi teknis medis penyiapannya tentu darah tersebut disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.
"Karena soal darah ini tidak ada batasan wilayah, kita perlu kesiapan dari seluruh kabupaten kota. Karena pasien tidak hanya datang dari dalam kota, tapi lintas kabupaten, bahkan luar provinsi. Kita juga berharap dukungan dari Pemprov Riau untuk alat pendingin penyimpan kantog darah," tutupnya.