Warga Pekanbaru Keluhkan Harga Beras yang Tak Kunjung Turun

Beras12.jpg
(Riau Online/Annisa Alzikri)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Harga beras yang melambung beberapa bulan belakangan ini tampaknya tak kunjung turun. Sejumlah masyarakat dan para pedagang semakin dibuat khwatir lantaran beras merupakan kebutuhan pokok.

Warga Jalan Astakarya, Sri (56) mengaku kewalahan sebab tanda-tanda turunnya harga beras belum terlihat.

"Beras itu kebutuhan paling utama. Kalau tidak ada beras bagaimana kita mau makan nasi. Jadi kalau beras naik terus saya pribadi juga merasa keberatan karena yang makan di rumah bukan hanya saya tapi suami, adek, dan anak. Jadi kalau tidak turun-turun juga binggung kedepannya harus bagaimana. Kalau tidak dibeli tidak bisa makan. Mau tidak mau tetap harus membeli," ujarnya saat diwawancarai RIAUONLINE.CO.ID, Kamis 02 November 2023.

Ia menyebut, faktor naiknya harga beras diduga karena cuaca yang terkadang tidak menentu, menyusul arga pupuk yang juga kian mahal.

"Saya sudah terbiasa memakai beras mudik. Di mana dulu 1 kg hanya Rp14.000, sekarang sudah Rp17.000 per kg. Selera setiap orang itu berbeda-beda, memang ada beras yang lebih murah tapi beda merek otomatis beda juga kualitasnya. Jadi tidak bisa dipaksakan untuk selera setiap orang," tuturnya.

Ia berharap tidak hanya beras, harga kebutuhan pokok lainnya juga bisa berangsur turun.



"Untuk pemerintah atasi harga beras ini. Kasihan sama masyarakat yang memang kurang mampu harus terus membeli beras yang harganya selalu naik. Bahkan tidak hanya beras barang-barang kebutuhan lain sekarang juga naik. Jadi pemerintahlah yang bisa segera atasi kenaikan ini," jelasnya.

Hal yang sama disampaikan penjual sarapan pagi Manunggal, Nida (44). Ia mengaku kesulitan sebab beras neruoakan bahan pokok dagangannya.

"Seperti saya jualan lontong, nasi goreng, nasi uduk itu semua memerlukan beras. Karena memang beras bahan utamannya. Jadi kalau beras tidak turun-turun pasti makin banyak masyarakat yang tersulitkan," katanya.

Menurutnya, apalagi untuk menjual makanan memang harus memakai beras yang berkualitas bagus agar tepat dilidah banyak orang.

"Saya tidak mau menukar-nukar merek beras, sebab beda merek beda rasa. Walaupun harganya kian melonjak saya tetap pakai beras tersebut agar pembeli tidak lari. Sebab biasanya kalau kita tukar-tukar lalu berbeda aja sedikit rasanya dari biasanya itu pembeli pasti kecewa," tambahnya.

Ia menjelaskan, untuk mesiasati arga beras ini, ia hanya mengurangi porsi jualan namun harga tetap sama.

"Sebab kalau harga naik pasti pembeli juga banyak kabur. Sedangkan porsi dikurangin saja omset sudah mulai menurun. Jadi saya hanya mengurangi porsinya sedikit dan tidak banyak-banyak takut pembeli makin kecewa dan lari," ujarnya.

Nida berharap pemerintah bisa mengatasi kenaikan harga beras dan tidak lagi menyulitkan masyarakat.

"Karena ekonomi masyarakat saat ini sedang turun. Jadi kalau ekonomi turun harga kebutuhan pokok tinggi maka masyarakat makin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup," tutupnya.

 Artikel ini ditulis Annisa Alzikri peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE