(Dok Dinsos)
(Dok Dinsos)
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Keberadaan gembel dan pengemis atau gepeng di Kota Pekanbaru masih kerap terlihat di ruas jalan yang ramai dilalui pengendara. Para gepeng ini tidak cuma meminta-minta, ada yang menjadi badut, silver man, atau menjajakan tisu.
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pekanbaru, memastikan terus melakukan razia terhadap gelandangan dan pengemis atau Gepeng. Namun saat petugas melakukan razia, gepeng kerap kucing-kucingan atau menghindar ketika hendak dirazia.
"Kita tetap melakukan razia rutin, tiga kali sehari, malam dua kali. Tapi pada saat razia, gepeng ini tidak ada. Ketika kita sudah pergi, mereka muncul," ujar Kepala Dinsos Kota Pekanbaru Idrus, Rabu 1 November 2023.
Pihaknya pun bekerjasama dengan dinas terkait, di antaranya Satpol PP dan Dinas Perhubungan. "Kita juga kerjasama denga Satpol PP dan Dishub juga membantu, karena kita juga sekalian merazia pak Ogah," ungkapnya.
Baca Juga
Menurutnya, setelah dijangkau mereka dibawa ke shelter Dinas Sosial untuk kemudian didata dan diberi penyuluhan. Setelah itu mereka juga membuat pernyataan untuk tidak kembali ke jalanan.
Pendataan dilakukan guna mengetahui indentitas dan asal usul para gepeng dan badut jalanan. Hal ini juga memudahkan pencarian jika sewaktu-waktu memerlukan mereka. Pihaknya juga mengantisipasi agar mereka tidak berbuat aksi kriminalitas.
Ia menambahkan, banyaknya gepeng di Pekanbaru karena ada yang berasal dari luar daerah seperti dari kabupaten/kota tetangga dan bahkan dari luar provinsi.
Mengantisipasi menjamurnya gepeng, Idrus mengimbau masyarakat jangan memberi sumbangan di jalanan. Menurutnya, kebiasaan masyarakat yang gemar memberikan sumbangan jadi satu faktor menjamurnya gepeng.
"Kita mengimbau kepada masyarakat agar tidak memberikan sumbangan kepada pengemis, tetapi salurkanlah infaq, sedakah dan zakat itu ke Baznas Kota Pekanbaru. Kalau kita tetap memberikan sedekah kepada mereka, berarti kita menginginkan mereka tetap menjadi pengemis dijalanan," tutupnya.