Sepak Terjang Amien Rais, Aktivis hingga Bentuk Partai Politik

Amien-rais-di-umri2.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Muhammad Amien Rais merupakan sosok politikus yang terkenal vokal terhadap pemerintahan Indonesia. Namanya mulai mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia sebagai satu dari sejumlah kritikus yang konsisten mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintahan di masa Presiden Soeharto. 

Pria yang akrab disapa Amien Rais ini tumbuh besar dalam keluarga aktivis berlatar belakang Muhammadiyah. Ibunya, Sudalmijah Suhud Rais yang menjabat sebagai Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Sukarta sejak 1942 hingga 1952.

Amien Rais mengawali karirnya sejak lulus sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 1968 dan lulus Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 1969. 

Amien lantas merantau ke berbagai negara lalu kembali ke Tanah Air pada 1984 dengan menggenggam gelar master pada 1974 dari Universitas Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat dan gelar doktor ilmu politik dari Universitas Chicago, Illinois, Amerika Serikat.

Selesai dengan pendidikannya, Amien mengaplikasikan ilmunya dengan menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan giat dalam beberapa organisasi seperti Muhammadiyah, ICMI, BPPT, dan lainnya.

Amien memang sudah vokal sejak dekade 90-an. Ia kerap memberikan ceramah dari kampus ke kampus untuk bicara soal beberapa dugaan penyimpangan yang dilakukan rezim orde baru. 

Sepak terjang Amien sampai ditulis oleh koresponden The Sydney Morning Herald, Louise Williams bertajuk 'Amien Rais: Garis Depan Adalah Sebuah Wilayah Yang Beresiko' pada 22 Mei 1998. 

Dalam tulisannya, Louise Williams menyebut profesor ilmu politik UGM itu sudah memperingatkan soal potensi kekacauan dalam suksesi Soeharto jika itu makin lama dilakukan sejak sekitar 1993.



Setelah Presiden Soeharto lengser, partai-partai politik dihidupkan kembali pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibie. Amien Rais kian menunjukkan peran dalam dunia politik dengan membentuk partai politik. 

Ia pun mendeklarasikan pendirian Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus menjadi Ketua Umum PAN sejak berdiri pada 2015. Namun, Amien Rais memilih untuk tidak mencalonkan diri sebagai ketua umum pada kongres II.

Usai membawa PAN yang didirikannya masuk lima besar Pemilu Legislatif 1999, Amien kemudian terpilih sebagai Ketua MPR periode 1999-2004. 

Amien sempat maju sebagai calon presiden bersama Siswondo Yudo Husodo pada Pilpres 2004. Namun, langkahnya untuk memimpin Indonesia harus terhenti lantaran hanya meraih kurang dari 15% suara nasional.

Kini, Amien telah keluar dari partai besutannya, PAN. Ia memilih meninggalkan partai yang dibentuknya lantaran tidak sesuai dengan asas dan gagasan sebelum.

Bersama beberapa tokoh politik, para loyalis, dan pendukungnya di seluruh Indonesia, Amien mendirikan partai politik baru bernama Partai Ummat pada 28 April 2021.

Saat ini Amien menjadi Ketua Majelis Syura Partai Ummat dan menunjuk Ridho Rahmadi sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Ummat.

Amien pernah mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Utama yaitu tanda kehormatan yang diberikan kepada mereka yang secara luar biasa menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perjalanan karir politik seorang Muhammad Amien Rais tentunya tak berjalan mulus. Beberapa kontroversi seperti Amien disebut pengkhianat reformasi sebab rangkaian amandemen pada masa kepemimpinannya dianggap melenceng dari semangat reformasi, dianggap terlibat dalam korupsi terdakwa Siti Fadilah Supari selaku Menteri Kesehatan. Namun hal ini ditepis dengan klarifikasi Soetrisno Bachir yang menyebut Amien tidak ada hubungannya dengan korupsi tersebut. 

Amien bahkan dianggap sebagai dalang penurunan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Meski begitu, Amien tak henti menyuarakan pendapatnya untuk pemerintahan Indonesia. Di usianya yang kini memasuki senja, Amien tetap ingin menunjukkan perannya untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik.

Artikel ini ditulis A.Bimas Armansyah, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE