RIAU ONLINE, PEKANBARU - Monumen Dirgantara yang dikenal pula sebagai Tugu Pesawat oleh masyarakat Kota Pekanbaru berdiri gagah di halaman Gedung Juang 45, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru, Riau.
Di balik replika pesawat tempur yang diabadikan di Kota Bertuah itu ada kisah panjang perjuangan angkatan udara RI. Monumen Dirgantara menjadi gambaran dan pengingat perjuangan di Kota Pekanbaru.
Dahulu, Kota Pekanbaru pernah menjadi pusat kekuatan Angkatan Udara RI ketika terjadi konfrontasi dengan Malaysia sekitar tahun 1950-an. Pesawat tempur tersebut merupakan Avon Sabre 86 milik TNI AU yang dihibahkan Australia pada dekade 70-an dan resmi memperkuat TNI AU pada 1973 dan 1976.
Pesawat ini dibuat oleh pabrik North America di USA dengan nama F-86 Sabre. Namun karena lisensi ikut dibeli oleh perusahaan Avon asal Australia, maka dibuatlah nama baru menjadi Avon Sabre 86.
Monumen ini diresmikan pada 15 Agustus 1981 oleh Gubernur Riau saat itu Imam Munandar. Saat pemindahan dilaksanakan, perakitan ulang oleh enam belas prajurit TNI AU dari Skatek 045 Lanud Roesmin Nurjadin TNI AU Pekanbaru pada 28 Oktober 2011.
Monumen ini sebelumnya berada di bundaran depan Kantor Gubernur Riau, lokasinya tepat berada di bundaran Jalan Jendral Sudirman-Jalan Gajah Mada. Setelah 30 tahun berada di jantung Kota Pekanbaru Monumen Dirgantara dipindahkan. Sekarang digantikan dengan Tugu Zapin sebagai. Sedangkan, Monumen Dirgantara dipindahkan ke halaman Gedung Juang 45.
Kondisi Monumen Dirgantara ini sebelumnya sangat memprihatinkan dengan lumut di beberapa bagiannya. Kini, dinas terkait telah melakukan perawatan pada Monumen Dirgantara tersebut.
Pesawat tempur tersebut tampak bersih dengan cat yang diperbarui bersamaan dengan dilakukannya renovasi atau perbaikan pada Gedung Juang 45. Meski di beberapa titik pesawat tersebut sekarang menjadi sarang burung.
Artikel ini ditulis A.Bimas Armansyah, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE