Kenalan dengan Seni Bela Diri Pencak Silat Khas Bumi Lancang Kuning

Ilustrasi-silat.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pencak silat merupakan seni bela diri tradisional asli Indonesia memiliki teknik dasar yaitu kuda-kuda, sikap pasang, pola langkah, pukulan, tendangan, tangkisan, kuncian, guntingan, dan sikap berbaring. Berbeda dengan seni bela diri lain, pencak silat tidak terfokus pada kemahiran penggunaan tangan dan kaki tapi semua anggota tubuh yang berpotensi menjadi serangan atau senjata bisa digunakan.

Pada umumnya, masyarakat Indonesia mengenal beberapa perguruan seperti Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Pagar Nusa, Persatuan Setia Hati Teratai dan lain-lain.

Bagi kamu yang berdomisili di Provinsi Riau, wajib mengetahui seni bela diri Pencak Silat khas atau asli dari Bumi Lancang Kuning.

Riau Online sudah merangkum pencak silat khas atau asli Riau yang telah mendapat pengakuan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

1.  Silat Tigo Bulan

Silat Tigo Bulan biasa disebut dengan silek berasal dari Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Dinamakan Tigo Bulan karena menamatkan pelajaran silat ini diperlukan waktu selama tiga bulan. Jenis latihan pada silat ini terbagi menjadi dua, yaitu tondan dan sendeng.

Tondan adalah jenis latihan yang berfokus pada ketangkasan gerak. Tahap ini mengutamakan keahlian, kecepatan dan ketepatan gerak silat sehingga butuh kecerdasan dalam memahami berbagai gerakan. Lama waktu mempelajari tondan lebih kurang tujuh puluh hari latihan.

Sendeng adalah jenis latihan yang berfokus pada ketahanan fisik. Di awal sudah disebutkan untuk menamatkan pelajaran diperlukan waktu tiga bulan, dan ditambah sepuluh hari untuk menamatkan kaji batin. Sepuluh hari tersebut murid akan melakukan kaji di rumah berupa tujuh hari belajar kaji batin, sehari kaji duduk (silat dalam posisi duduk), sehari kaji togak (silat dalam posisi berdiri), dan sehari kaji guliang (silat dalam posisi guling atau rebahan).



2.  Silat Perisai

Silat Perisai berasal dari Kabupaten Kampar. Silat ini merupakan seni pertunjukan dari pencak silat, kelompok silat akan tampil diiringi musik calempong oguong yang dimainkan oleh lima orang. Busana pesilat berwarna hitam berikat kepala dengan properti sebilah pedang dan sebuah perisai. Pedang dan perisai terbuat dari kayu.

Silat Perisai sendiri sudah ada sejak masa kerajaan dahulu atau sebelum kemerdekaan. Pesilat perisai diajarkan juga cara menggunakan senjata pedang. Dengan tujuan agar pesilat mampu memahami karakteristik senjata tersebut sehingga mengerti cara menghadapi lawan yang menggunakan senjata dan pesilat tidak sembarangan menggunakannya.

3.  Silat Pangean

Silat Pangean berasal dari Kenagarian Pangean Kabupaten Kuantan Singingi. Silat ini diwariskan secara turun-temurun dari guru-guru besar silat pangean yang dikenal dengan Induak Barompek. Silat Pangean diyakini bermula saat salah seorang penduduk dari Negeri Rantau Kuantan yang bergelar Datuk Bagindo Rajo pergi berguru ke Datuk Betabuh di Lintau, Sumatera Barat.

Kepergiannya untuk mempelajari agama Islam dan juga silat sebagai seni untuk membela keyakinan agama. Bagindo Rajo mengajarkan silat bersama dengan istrinya Gadi Ome oleh sebab itu silat pangean memiliki dua sifat, kasar dan lunak tapi mematikan.

Secara umum silat pangean dikelompokkan dengan beberapa bagian yaitu silek tangan (silat tangan kosong), silek podang (silat menggunakan senjata), dan silek perisai (silat menggunakan tangkisan atau perisai).

Artikel ini ditulis A.Bimas Armansyah, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE