RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kadar polusi di Kota Pekanbaru tidak bisa diketahui lantaran mesin Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) tak lagi berfungsi. Seperi terlihat di depan komplek Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru, Jalan Jenderal Sudirman.
Satu unit mesin ISPU itu sudah tidak aktif sejak tahun 2019 silam. Padahal dengan mesin ISPU masyarakat bisa tahu kualitas terkini udara di level baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat hingga level berbahaya.
Seluruh mesin ISPU yang ada di Kota Bertuah ini berada di bawah pengelolaan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, namun sama sekali tidak berfungsi.
Menanggapi ini, Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun menyebut akan segera memanggil DLHK. Ia berupaya mencari solusi untuk memperbaiki kerusakan mesin ISPU.
"Nanti akan saya panggil (DLHK), karena memang tidak seluruhnya laporan ke kita, tapi jika ini terbukti rusak maka akan kita coba cari solusi bagaimana kita bisa memperbaiki," ujarnya, Jumat 4 Agustus 2023.
Dirinya mengatakan bahwa mesin ISPU dibutuhkan masyarakat untuk bisa mengetahui indikator udara akibat polusi yang terjadi. Apalagi kini Kota Pekanbaru berstatus Siaga Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) hingga Oktober 2023.
"Karena ini sangat berpengaruh dan menjadi petunjuk bagi masyarakat. Itu harus segera diperbaiki, akan jadi atensi saya lah," tegasnya.
Sekretaris DLHK Kota Pekanbaru, Reza Fahlevi sebelumnya mengatakan, kondisi mesin ISPU sudah tidak aktif sejak tahun 2019. Pihaknya sudah berupaya beberapa kali pengajuan tapi tidak masuk rasionalisasi dengan alasan biaya perbaikan terhadap mesin itu cukup besar.
Informasi dari konsultan, katanya, untuk perbaikan butuh biaca Rp 9 Miliar. "Besar biaya perbaikannya dibanding membeli mesin yang barunya. Sebab banyak alatnya yang sudah tidak produksi lagi," ungkapnya.