Bagikan Pengalaman saat Naik Haji, Simak Perjalanan Yulianti di Mekkah

Jemaah-Haji8.jpg
(Junichi Sitinjak)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Akhirnya 374 jamaah haji kloter II asal Pekabaru tiba di Kota Bertuah pada Rabu 5 Juli 203. Ibadah haji yang dilakukan umat muslim ini merupakan bagian rukun Islam kelima yang dijalankan di tanah suci Mekkah.

 

Pasca tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, para jamaah haji yang lengkap mengenakan pakaian serba putih dan dilengkapi sorban bagi yang laki-laki harus menuju ke Asrama Emberkasi Haji dengan menggunakan bus yang telah disediakan oleh pemerintah. Totalnya ada 9 bus.

 

Para jamaah kemudian disambut oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Setelah disambut, para jamaah kemudian makan sebelum menuju ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekanbaru untuk bertemu dengan keluarga.

 

Salah satu jamaah haji asal Pekanbaru, Yulianti, mengisahkan mengenai perjalanan hajinya. Ia tidak sendiri, melainkan bersama dengan orangtuanya yang sudah sepuh.

 

"Rasanya tuh alhamdulillah, luar biasa. Perjalanan yang tidak ada bandingannya dengan perjalanan-perjalanan saya selama ini ya. Jadi memang perjalanan haji itu, perjalanan yang betul-betul membuat kita itu sangat terkesan," katanya kepada RIAU ONLINE.

 


Wanita yang mengenakan kerudung itu kembali mengisahkan bahwa tidak ada kendala selama di tanah suci. Hanya saja ada perbedaan dengan jamaah haji pada umumnya. 

 

"Orangtua saya memakai kursi roda. Jadi, orangtua melaksanakan solat di Hotel. Meski begitu dapat melaksanakan solat 5 waktu dengan tepat waktu," urainya.

 

Sementara itu, saat harus beribadah ke Masjidil Haram, dirinya menyebut harus menggunakan bus. Itu lantaran lokasi penginapan berjarak sekitar 6-7 KM. "Sehingga yang pakai kursi roda, hanya sekali saja ke Masjidil Haram.  Setelah itu tidak kuat dan memang disarankan untuk istirahat. kalau kendala bagi yang sakit, mungkin ada ya. Tapi kalau kendala bagi kita yang sehat, ya Alhamdulillah tidak ada," ungkapnya.

 

Ditanya menyoal pelayanan selama menjalankan ibadah haji, Yulianti menjawab dilayani dengan baik. Dirinya tidak menampik jika di Masjidil Haram harus bergegas untuk melakukan aktivitas.

 

"Kalau di Masjidil Haram, bagi yang cepat masuk, ya masuk, bagi yang tidak bisa masuk lagi, tidak bisa masuk. Karena, sejam sebelum waktu adzan, itu kita sudah bisa bisa masuk lingkaran ka'bah," paparnya.

 

Menurutnya, perlu mengetahui jalur-jalur yang bisa diakses untuk ibadah di Masjidil Haram. Selain itu, harus sering bertanya jika tidak tau.