Pro Kontra Pemilu Tertutup, Marwan Yohanis: Partai Tunjuk Kader Paham Ideologi

Anggota-dewan-Marwan-yohanis.jpg
(BAGUS PRIBADI/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Politikus senior dari Riau, Marwan Yohanis, angkat bicara perihal pro kontra sistem Pemilu terbuka dan Pemilu tertutup, dalam Pemilu Legislatif 2024 mendatang.

Menurut Marwan, Indonesia belum menemukan bentuk Pemilu yang pas, lagi sistem Pemilu terbuka dan Pemilu tertutup pernah dijalankan di negara ini.

Hasilnya, ujar Marwan, ada kekurangan dan kelebihan dalam setiap pilihan sistem itu, baik Pemilu terbuka, maupun Pemilu tertutup.

"Misalnya, dalam sistem tertutup, ada anggapan bahwa kita membeli kucing dalam karung, yang tidak tahu dan kenal dengan siapa yang mewakili rakyat di parlemen," jelas Politikus Partai Gerindra ini, Senin, 29 Mei 2023.

Namun, di sisi lain partai tentu memiliki pertimbangan dalam menunjuk kadernya yang akan mewakili kepentingan rakyat di parlemen. Misalnya, kata dia, pernah mengikuti pelatihan A, B, C dan seterusnya. 

Dengan begitu, terang Marwan, kader yang ditunjuk adalah orang-orang yang dianggap bisa mewakili ideologi partai. Sebab, partai adalah perpanjangan tangan rakyat untuk mengakomodir kepentingan rakyat.

Sementara untuk sistem Pemilu terbuka, loyalitas dan integritas seorang kader tidak menjadi faktor penentu dia akan menjadi wakil rakyat. 


"Kadang, ada pengurus partai yang sibuk mengurus partai, jadi kurang sosialisasi ke masyarakat, belum lagi faktor finansial. Sehingga, dia tidak terpilih di Pemilu," kata Anggota DPRD Riau itu. 

Ia melanjutkan, letak celahnya di sini bagi orang-orang yang tidak mengerti ideologi partai tiba-tiba menjadi wakil rakyat di parlemen. 

"Bagaimana lagi tentang perjuangan membela rakyat, kalau ideologi partai saja tak tahu. Sehingga, ketika sudah di kursi parlemen, dia bingung mau ngapain," tegas dia.

Terlepas dari itu, sambung Marwan, ketika seseorang memutuskan untuk berpartai, maka kewajiban dia adalah mencarikan suara sebanyak-banyaknya untuk partai, bukan untuk pribadi.

"Tugas kita adalah mencarikan suara untuk partai, karena peserta pemilu adalah partai. Kita caleg ini diberi amanah oleh partai, bagaimana kita menjelaskan ke rakyat tentang perjuangan partai membela rakyat, supaya partai dipercaya dan partai kita dipilih," jelasnya.

Marwan menjelaskan perihal siapa yang akan duduk sebaiknya diserahkan saja ke partai, kalau misalkan tetap terbuka tentu siapa suara terbanyak, dan kalau tertutup kembali lagi kepada partai.

Fenomena hari ini, lanjut Anggota DPRD Provinsi Riau Dapil Inhu-Kuansing ini, banyak politisi yang memutuskan pindah partai ketika dia tidak mendapatkan nomor urut yang diinginkannya.

"Yang begini, bagaimana dia mau memperjuangkan ideologi partai, kalau dia pindah-pindah partai," pungkasnya.