RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kapolres Bengkalis, AKBP Setyo Bimo Anggoro, bersama pemerintah daerah, BPBD, dan TNI melakukan pengecekan alat dan perlengkapan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
AKBP Bimo memeriksa kesiapsiagaan serta kesiapan alat dalam penanganan karhutla. Ia menyebut Polres Bengkalis menerapkan 8 standar pelayanan operasional (SOP) pencegahan karhutla.
"Kita terus berusaha dan berupaya melakukan tindakan pencegahan Karhutla dengan menerapkan 8 SOP tersebut," ujar AKBP Bimo, Rabu, 24 Mei 2023.
Adapun 8 SOP tersebut yakni sosialisasi pencegahan karhutla, patroli rutin, patroli terpadu, pembuatan, pemasangan rambu dan papan peringatan, pemadaman karhutla tingkat kecamatan, pemadaman di lahan mineral, pemadaman di lahan gambut dan olah TKP dalam penyelidikan penyebab karhutla.
"Penanganan karhutla tersebut dibuat untuk memudahkan para personil Polri khususnya Bhabinkamtibmas untuk melakukan sosialisasi, penyuluhan dalam penanganan karhutla kepada masyarakat," tegas Bimo.
Bimo mengaku kalau Polres Bengkalis memiliki motto “Pantang Pulang sebelum Padam". Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait, mulai dari pemda, BPBD, TNI, Damkar, MPB, dan pejabat di lingkungan Kabupaten Bengkalis.
"Kita juga membuat WA group terkait informasi dan koordinasi penanggulangan bencana Karhutla. Polres Bengkalis juga melakukan Rapat Evaluasi 2 minggu sekali sehingga dapat menyempurnakan yang menjadi titik lemah dalam penanganan Karhutla," pungkasnya.
Sepanjang Januari hingga April 2023, karhutla telah menghanguskan sekitar 200 hektare lahan dan hutan di Bengkalis. Sebanyak 43 karhutla terjadi di 24 desa di Kabupaten Bengkalis.
Hampir 60 persen lebih lahan di Kabupaten Bengkalis merupakan lahan gambut. Sehingga apabila terjadi musim kemarau panjang rentan terjadinya karhutla.