RIAU ONLINE, PEKANBARU - Aliran Sungai Sail di Kota Pekanbaru rencananya bakal dinormalisasi. Upaya normalisasi ini untuk mencegah pendangkalan terjadi di aliran sungai tersebut.
Normalisasi juga untuk mengurangi dampak banjir di sekitar aliran sungai. Penyebab utama banjir di sekitar aliran Sungai Sail adalah sedimentasi atau pendangkalan di aliran sungai.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pekanbaru, Indra Pomi Nasution menyebut, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru meminta bantuan pusat untuk melakukan normalisasi Sungai Sail.
"Kalau semisalnya pusat turun, kami yakin ini akan besar pengaruhnya. Karena kita kan cuma punya satu alat long arm, kalau nasional itu ada beberapa long arm, tapi dia melayani semua kabupaten kota yang ada," jelasnya, Selasa, 31 Januari 2023.
Ia mengatakan, perlu adanya normalisasi di pinggir-pinggir sungai. Banyak pohon-pohon yang perlu dibersihkan dan dikeluarkan karena mengganggu aliran sungai.
"Jadi banyak pohon-pohon, bambu, di aliran sungai itu, termasuk juga yang di hilir. Kemarin di hilir juga sudah kita kerok, yang paling crowded itu sebenarnya di Hangtuah ke bawah," ujar Indra Pomi.
Menurutnya, November hingga Maret menjadi puncak musim hujan. Sehingga daya tampung air di sungai tinggi, termasuk juga Sungai Siak. Ia menilai, banjir yang terjadi di Sungai Sail juga karena pasangnya air Sungai Siak.
"Karena Sungai Siak sendiri airnya pasang, kemudian Sungai Sail tentu juga ikut pasang. Makanya aliran air ini agak terlambat, debit airnya itu agak lambat turun," ungkapnya.
Ia berharap, jika tidak ada bantuan dari pusat, setidaknya provinsi turut membantu melakukan normalisasi.
"Paling harapan kita ya provinsi, amphibinya bisa digunakan di Sungai Sail. Karena fokus pada pengerukan dan pembersihan sempadan sungai," paparnya.
Sungai Sail mengalami normalisasi terakhir pada Mei 2022. Setelah bertahun-tahun sebelumnya aliran sungai itu dikeruk pada tahun 90-an silam.