Disnakertrans Investigasi Tewasnya Pekerja PHR, Terkait SOP Pembongkaran Crane

Pertamina-Hulu-Rokan1.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAUONLINE.CO.ID)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tim investigasi Dinas Tenaga dan Transmigrasi (Disnakertrans) Riau sedang menginvestigasi penyebab meninggalnya enam pekerja sub kontraktor Pertamina Hulu Rokan (PT PHR). Belum lagi selesai, terjadi lagi kecelakaan kerja dan meninggal dunia yang menimpa DS (23) di wilayah kerja rokan PHR pada Rabu, 18 Januari 2023 lalu.

Mendengar kabar itu, Kepala Disnakertrans Riau, Imron Rosyadi, mengatakan pihaknya melakukan investigasi mendalam terkait adanya pekerja subkontraktor di PHR yang meninggal akibat kecelakaan kerja.

"Tim sudah turun, PHR juga sudah melaporkan secara resmi ke kami. Sedang diinvestigasi, dan akan kami panggil untuk tindak lanjut ke PHR dan pihak terkait, karena yang meninggal itu pekerja dari sub kontraktornya," kata Imron, Jumat, 20 Januari 2023.

Ia tak menampik, kali ini pekerja PHR meninggal dunia murni dalam kecelakaan kerja dengan kategori fatality, tepatnya tertimpa besi.

"Fatality itu tertimpa, terjatuh, tertabrak. Ini yang mau kami investigasi. Kami ingin tahu SOP pembongkaran crane-nya seperti apa, kok bisa tertimpa. Nah itu yang akan kami investigasi," terangnya.

Ia pun mewanti-wanti agar kejadian ini tidak kembali terulang dengan korban lainnya.

"Kami minta ke depannya Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di perusahaan harus perkuat SOP dalam bekerja angkat angkut, terutama crane. Karena crane ini yang banyak digunakan untuk pengeboran dan service di sumur minyak. Kami minta SOP pemasangan dan pembongkaran crane ke depannya betul-betul diperketat," terangnya.

Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan Tenaga Kerja Disnakertrans Riau, Rival Lino, menjelaskan kejadian kematian ketujuh ini berbeda dari enam kejadian kematian yang diinvestigasi oleh tim yang dipimpin Ahli Utama Pengawas Ketenagakerjaan, Jonli.


"Kejadian terakhir ini berbeda, ini kan kecelakaan, bukan faktor kesehatan. Ini kan tertimpa drilling," jelas Rival Lino.

Ia menjelaskan, kasus terakhir murni kecelakaan kerja dan terkategori fatality di mana DS sebagai Floorman tertimpa Full Opening Safety Valve (FOSV).

"Kejadian meninggal jam 8.30 itu sampai hari itu masih dalam pemeriksaan, pendalaman. Kalau enam sebelumnya terkait kesehatan kerja sudah dikeluarkan nota hasil pemeriksaan per tanggal 16 Januari," jelas Rival Lino.

Ia menjelaskan investigasi kemarin lebih mengarah kepada standar kelayakan pekerja karena penyebab kematian yang mirip disinyalir akibat kondisi kesehatan yang lemah.

Terkait dengan hasil investigasi, Rival Lino menyebut hal tersebut bersifat rahasia antara tim investigasi dan PT PHR.

"Isinya itu kewenangan tim investigasi, sifatnya pembinaan," singkatnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi V DPRD Riau, Sugianto, meminta Disnakertrans Riau agar harus benar-benar menyelidiki kejadian itu. Sugianto tak ingin nyawa orang dijadikan hal yang politis.

"Saya bilang begitu karena ketidakmampuan pimpinan PHR untuk mengelola perusahaan ini. Itu menyangkut kredibilitas PHR. Kita tahu ini adalah jabatan politis, dan PHR itu salah satu sumber yang sangat besar menjadi perhatian pemerintah pusat. Karena 40 persen dari minyak di negeri ini berasal dari PHR," terangnya.

Politikus PKB itu mengatakan, jika terdapat banyak pekerja yang meninggal dalam posisi kecelakaan kerja, maka pemerintah pusat pun akan mempertanyakan kepiawaian PHR dalam mengelola perusahaan.

"Disnakertrans harus memastikan apakah PHR melaporkan kejadian yang asli dan terbuka. Kalau memoles data dulu baru dilaporkan berarti benar PHR sebenarnya dipimpin oleh orang yang tak berkompeten. Apalagi perusahaan plat merah," jelas Sugianto.