Doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan di Jalan Gajah Mada, Pekanbaru, Selasa, 4 Oktober 2022 malam
(Dok. Polda Riau)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Suporter yang merupakan korban selamat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang memberi kesaksian bahwa ada upaya penolakan pemberian bantuan ambulans terhadap korban pingsan oleh oknum Brimob pada Sabtu, 1 Oktober lalu.
Korban selamat yang tidak disebutkan identitasnya itu mengungkap hal tersebut dalam Konferensi Pers yang diselenggarakan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), melalui virtual dalam Youtube Yayasan LBH Indonesia, Rabu, 5 Oktober 2022.
Korban selamat yang merupakan suporter Aremania itu menceritakan bahwa dirinya saat pertandingan berada di kursi VVIP, sehingga memungkinkan untuk melihat kondisi keos berlangsung.
Dari jarak pandang yang terpantau, ia mengaku melihat banyak korban berjatuhan. Disebutkannya, bahwa ada wanita yang digotong tiga orang pria yang merupakan suporter.
"Tiga orang suporter mendekati mobil yang ada di settle ban di depan bangku pemain, itu dijaga Brimob 4 orang. Sudah keadaan genting seperti itu, suporter wanita yang pingsan dibawa ke mobil ambulans itu ditolak sama pihak Brimob," ujar saksi.
Bukan hanya ditolak, kata saksi, oknum Brimob di momen itu juga mendorong-dorong suporter Aremania menggunakan tameng huru-hara mereka.
"Saya amati dengan sangat jelas, Brimob seolah-olah bahasa mereka 'jangan dekati mobil saya'. Saya pun ndak tahu sekarang dia itu (suporter wanita, red) selamat atau tidak" ujarnya.
Kemudian yang kedua, upaya menghalangi pemberian bantuan yang dilakukan oknum Brimob itu datang yang dari tribun selatan.
Disebutkan saksi, bahwa korban juga merupakan suporter wanita. Saat hendak mengevakuasi korban dengan tujuan mempercepat pertolongan pertama. Namun suporter yang hendak menolong kembali ditolak oleh oknum Brimob yang sama ketika mendekati mobil yang suporter itu kira merupakan mobil ambulans.
Saksi mengatakan saat mengevakuasi korban ketiga inilah suporter yang membantu melawan. Dari yang dilihat saksi, ada percekcokan mulut antara oknum Brimob dan suporter yang membantu korban-korban di Stadion Kanjuruhan.
"Saya tahu dari percekcokan mulut itu mereka mengatakan, kamu lihat ini yang saya bawa ini suporter wanita yang sedang sekarat," paparnya.
Karena suporter yang membawa korban tak kunjung mendapat bantuan, akhirnya suporter mencari jalan keluar melalui settle ban.
"Mereka mencari jalan yang ada. Kalau jalan ke arah utara, nanti kalau belok kiri itu kan tembusnya ke pintu keluar pemain, bisa ke pintu keluar VVIP juga,".
Karena ruang gerak yang terbatas, kata saksi, para suporter dan korban dalam kondisi dipapah tidak bisa berbuat apa-apa. Saksi melihat saat itu hanya kardus yang digunakan untuk membantu korban sebagai kipas.
"Saya masih sangat ingat, begitu saya turun dari VIP, yang meninggal saat itu udah 5 orang, kalau kawan saya sebut, itu yang meninggal kepalanya ditutupi kardus, dalam posisi ditidurkan,” ungkapnya.