APRIL Dukung Target Net Zero Emission Pemerintah melalui Komitmen APRIL2030

Direktur-Utama-PT-RAPP-Sihol-Aritonang.jpg
(Istimewa)


RIAUONLINE, BALI – Indonesia tengah memegang presidensi Group of Twenty (G20). Berbagai upaya dan pertemuan lintas negara dilakukan untuk merampungkan isu-isu prioritas global, salah satunya isu pengendalian perubahan iklim.

Dibantu kelompok Think20 (T20), diharapkan mampu memberi solusi terbaik dari permasalahan dunia saat ini. Lead Co-Chair T20 Indonesia, Bambang Brodjonegoro, mengatakan peran T20 semakin penting di tengah pemulihan ekonomi yang tidak merata dan isu lainnya.

“Posisi T20 sangat penting dalam memastikan masalah yang ingin diselesaikan para pemimpin G20. Kebijakan yang direkomendasikan T20 bisa jadi bekal untuk pemahaman isu-isu penting, karena ditopang analisis akademis yang kuat,” jelasnya.

T20 adalah lembaga resmi bagian dari Presidensi G20 yang menjadi wadah pemikiran dan riset isu-isu terkini dari banyak pakar dan peneliti di seluruh dunia. Ada 5 rekomendasi yang dihasilkan T20 Indonesia, yakni mendorong pemulihan dan ketahanan, mempercepat kemajuan menuju net zero emission, mengatur transformasi menuju masyarakat digital, kemudian menjadikan ekonomi lebih inklusif dan berpusat kepada rakyat serta yang terakhir, menghidupkan kembali tata kelola global.

“Isu global seperti pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan transformasi digital membutuhkan tindakan kolektif. Selain itu, perlu dipastikan komitmen dari semua pemerintah dan pemangku kepentingan,” ungkap mantan Menteri Ristek/Dikti ini.

Terkait perubahan iklim, Indonesia mempunyai target menurunkan 29 persen emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, atau lebih cepat. Oleh karena itu, Indonesia harus bisa mencegah kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi secara global tidak lebih dari 1,5 derajat celcius.

Tuntutan dan tekanan untuk mencapai target itu sangat besar. Maka, pemerintah mengupayakan agar tercapai dengan usaha sendiri, maupun bantuan dari internasional. Tak terkecuali peran serta pihak swasta di tanah air yang akan mendorong lebih cepat tercapainya target itu.

Investasi hijau dan transisi energi adalah dua hal yang sangat mendukung percepatan tujuan tersebut. Salah satu perusahaan yang berkomitmen kuat mendukung upaya pemerintah ini adalah PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang merupakan bagian dari Asia Pacific Resources International Limited (APRIL).

Dalam menjalankan operasionalnya di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, perusahaan penghasil pulp, serat, dan kertas ini menggunakan energi terbarukan hingga 87 persen.

Pencapaian itu diraih RAPP setelah 2 tahun menjalankan APRIL2030, komitmen transformatif grup APRIL berisikan serangkaian aksi nyata yang akan berkontribusi positif terhadap iklim, alam, dan pengembangan masyarakat.



Grup APRIL mendukung target Net Zero Emission pemerintah melalui komitmen di tahun 2030 mendatang.

“Hingga hari ini, 87 persen konsumsi energi di pabrik di Riau berasal dari energi terbarukan,” ungkap Direktur Utama PT RAPP, Sihol Aritonang, dalam sesi panel Think20 (T20) Summit Indonesia di Nusa Dua, Bali, Senin (5/8/2022) baru-baru ini.

PT RAPP menjadi bagian dari proses itu. Yakni upaya banyak pihak untuk penguatan peran G20 dalam menavigasi dinamika global yang terjadi saat ini.

Sebagaimana dijelaskan Sihol sebelumnya, PT RAPP sebenarnya sudah sejak jauh hari bergerak melakukan apa yang baik untuk lingkungan dan iklim. Termasuk upaya menggunakan energi terbarukan dalam operasionalnya.

Pada tahun 2025 mendatang, RAPP akan merampungkan pemasangan 20 megawatt solar panel di pabriknya itu. Dalam langkah transisi energi ini, PT RAPP tidak main-main. Di setiap instalasi 1 megawatt solar panel, RAPP menginvestasikan 100.000 dolar AS atau sekitar Rp 1,4 miliar. Akan tetapi nilai ini diproyeksikan akan berkurang seiring dengan efisiensi solar panel yang terpasang.

"Bisa jadi tercapai lebih cepat karena cost-nya relatif turun karena penggunaannya semakin efisien. Satuan tenaga listrik matahari menghasilkan lebih banyak listrik," tambah Sihol.

RAPP juga mengoperasikan dua unit bus listrik, yang merupakan karya anak bangsa, untuk memenuhi kebutuhan operasional pabrik. Pada kuartal I tahun 2023 mendatang, kata Sihol, RAPP akan menambah unitnya menjadi 6 bus. Untuk satu bus saja, RAPP menggelontorkan sekitar Rp5,3 miliar.

RAPP juga berinvestasi cukup besar demi menjaga keberlangsungan lingkungan hayati dan mencegah terjadinya perubahan iklim.

“Izin konsesi dari pemerintah Indonesia dikelola sebagai restorasi ekosistem, jadi anda dapat melihat bahwa area restorasi dikelilingi oleh hutan produksi, hutan industri yang kami kelola,” paparnya.

Ia menjelaskan saat ini kawasan produksi memberikan perlindungan efektif terhadap hutan alam. Selain itu, hutan produksi menghasilkan dana yang dibutuhkan untuk mendanai konservasi. Di tahun 2015 lalu, RAPP telah berkomitmen menginvestasikan 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 148 miliar untuk membiayai kegiatan konservasi hutan alam dalam 10 tahun pertama.

“Dua tahun lalu kami memperbaharui komitmen ini dengan memberikan 1 dolar AS untuk setiap ton kayu yang masuk ke operasional manufaktur kami. Jadi ini akan membantu kami membiayai aksi iklim secara aktif,” kata Sihol.

Sejak tahun itu pula, RAPP telah berkomitmen untuk tidak melakukan pembukaan lahan baru, melainkan mengintensifkan produksi dengan menerapkan precision forestry. Ini adalah deretan langkah yang diambil RAPP guna mempercepat tercapainya penurunan emisi gas rumah kaca.

RAPP juga menginisiasi Program Restorasi Ekosistem Riau (RER) untuk menjaga dan melindungi lahan gambut di Semenanjung Kampar. Saat ini, RER telah mencapai luasan hingga 150 ribu hektare hutan gambut di Riau. Menjadi rumah bagi 800 spesies flora dan fauna.

Tak sampai di situ, kekinian, RAPP juga menggelontorkan investasi tak tanggung-tanggung untuk membantu menyelamatkan lingkungan dan mencegah emisi karbon. Rp 33 triliun dialokasikan RAPP untuk memproduksi karton pembungkus dari serat yang berasal dari perkebunan RAPP yang dikelola secara berkelanjutan.

“Ini tentunya akan menjadi faktor kunci sekarang. Karena di tengah pandemi sekalipun, kita melihat konsumsi tisu dan kertas kemasan semakin meningkat,” kata Sihol lagi.

Katanya, investasi ini adalah yang terbesar yang pernah dilakukan grup APRIL dan merupakan tahap baru dalam perkembangan usaha, sekaligus bukti komitmen RAPP melanjutkan investasi jangka panjang di Riau.