Aksi Demo BBM Mahasiswa Riau Tidak "Seberingas" Demo Tolak Omnibus Law

Demo-mahasiswa3.jpg
(Bagus Pribadi/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Masih terbayang dalam pikiran kita, ribuan mahasiswa kompak turun ke Jalan melakukan aksi unjuk rasa di Depan Kantor DPRD Riau, 7 Oktober 2020 lalu. 

 

Mereka kompak menyuarakan aksi menolak Omnibus Law Undang - Undang Cipta Kerja, yang telah disahkan oleh DPR RI sehari sebelumnya yang dianggap sangat merugikan masyarakat. 

 

Ribuan mahasiswa dari berbagai Universitas di Riau turun dengan almamater kebanggaan mereka hingga memadati ruas jalan Kantor DPRD Riau. 

 

Dalam aksi ribuan pendemo dari mahasiswa tersebut, aparat memukul mundur massa meskipun sempat mendapat perlawanan dengan lemparan batu. Sementara itu, suasana di lokasi sempat juga terdengar dentuman letusan senjata gas air mata untuk membubarkan massa.

 

Massa yang tidak mau menerima perlakukan aparat yang memaksa untuk bubar, akhirnya melampiaskan kekesalan dengan merusak satu unit mobil patroli polisi. Beruntung masa tidak membakarnya. Tapi kondisinya sudah jungkir balik.

 

Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, seolah jauh dari kata 'harapan' masyarakat dalam menyampaikan aspirasi mereka. 

 

Unjuk rasa mahasiswa kali ini terbilang tak  bertenaga dan seolah hanya beberapa orang saja, tak sekompak penolakan Omnibus Law. 

 


Kali ini, baik buruh dan mahasiswa dari Universitas di Riau melakukan aksi unjuk rasa di Depan DPRD Riau, Selasa, 6 September 2022.

 

Aksi kali ini merupakan bentuk protes mereka terhadap Pemerintah Indonesia yang menaikan harga BBM baik subsidi ataupun non subsidi. 

 

Padahal ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya Riau baru pulih dari Pandemi Covid-19, namun sudah mendapat aturan kenaikan harga BBM. 

 

Kenaikan harga BBM tak hanya berdampak pada sektor transportasi, namun juga akan berdampak pada harga bahan pokok yang melonjak naik. 

 

Tentu ini sangat membebankan kepada masyarakat yang ekonomi mulai menanjak naik. Tapi karena ada kenaikan harga BBM, warga kembali harus merasakan mahalnya harga harga bahan pokok. 

 

"Baru saja ekonomi mulai pulih, harga BBM sudah naik pula. Sedangkan gaji kami kecil," keluh seorang pedagang, Yudi. 

 

Yudi juga berharap kepada pemerintah dapat menunda kenaikan harga BBM.