(Tangkapan Layar)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ketua Persatuan Golf Indonesia (PGI) Riau, Khairul Istiqmal, mengakui kesalahannya atas insiden biduan goyang erotis saat penutupan Tournamen Golf Gubernur Riau Cup XXX. PGI bersedia menerima sanksi adat sepatutnya dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).
Khairul mengakui kesalahannya di hadapan pengurus LAMR Riau dan LAMR Kampar, di Balai Adat LAMR, bersama rekannya Sekretaris PGI Riau Iskandar Zulkarnain dan Bendahara PGI Riau yang juga Ketua Panitia Tournamen Golf Gubernur Riau Cup XXX, Kelmi Amri.
"Goyang erotis itu tak direncanakan dalam acara dan terjadi secara spontan. Sedang biduan yang bergoyang di atas meja itu diundang dari luar," kata Khairul, Selasa, 23 Agustus 2022.
"Tapi bagaimanapun, kami salah, teledor," sambung Kelmi menimpali.
Baik Khairul maupun Kelmi menyadari sejak awal beredarnya video itu pada Minggu lalu, pihaknya sudah merasa salah.
"Maka kami sudah memverifikasi di jumpa pers dan bersurat kepada Gubernur Riau untuk minta maaf. Surat itu antara lain ditembuskan juga kepada LAMR," kata Khairul.
Di sisi lain, pihak PGI justru menepis keterlibatan berbagai kalangan lain dalam peristiwa tersebut, apalagi menyangkut pejabat perorangan.
Baca Juga
"Ini murni acara PGI, sehingga pada tempatnya kesalahan akibat keteledoran itu ditumpahkan kepada PGI. Tak ada Pak Gubernur Syamsuar di situ, " ujar Khairul.
Pihak PGI, kata Khairul, telah menghubungi berbagai kalangan untuk mengklarifikasi soal ini. Bukan saja kepada Gubernur Riau, tambahnya, penjelasan juga diberikan kepada kepolisian.
Ketum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Marjohan mengatakan, pihaknya menghargai PGI yang sudah bersedia mengaku versalah di hadapan LAMR.
"Selanuutnya akan kami bicarakan dengan datuk-datuk di LAMR, bagaimana tindak lanjutnya, " ujar Marjohan.
Diketahui, dalam video viral tersebut biduan mengenakan pakaian minim bergoyang di atas meja dan dikerubungi para pria yang sebagian mengenakan pakaian beratribut Pemprov Riau.
Dalam salah satu penggalan video, didapati seorang lelaki sedang merekam bagian bawah biduan saat bergoyang di atas meja.
MUI Pekanbaru pun mengecam tindakan tersebut dan menegaskan bahwa itu merupakan eksploitasi terhadap tubuh perempuan dan tindakan yang keji.
