Holywings Bikin Kesalahan Fatal, Pengamat: Brand Itu Fragile, Bangun Lama, Jatuh Cepat

Holywings-Pekanbaru.jpg
(RAHMADI DWI/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Akademisi dan Pengamat Komunikasi Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Jayus mengomentari polemik promosi minuman alkohol gratis Holywings untuk orang bernama Muhammad dan Maria.

 

Jayus menilai promosi yang dilakukan Tim Marketing Holywings tidak memahami mana konten yang menyinggung unsur agama, ras dan antar golongan (SARA).

 

"Penggunaan sosial media sebagai promosi tujuannya memang untuk menjangkau khalayak luas. Tapi dia lupa bahwa konten pesan yang dibuat itu menimbulkan persoalan atau tidak. Seharusnya dipilah-pilah terlebih dahulu, ini wilayah sara, ini wilayah sensitif. Kalau pemilihannya sudah tuntas enggak ada kejadian seperti ini," ujar Jayus, Selasa 28 Juni 2022. 

 

Diungkapkan Jayus, padahal sebuah promosi seharusnya diperiksa terlebih dahulu sebelum dieksekusi. 

 

"Artinya mereka memang tidak sensitif bahwa hal seperti ini bisa memicu persoalan. Saya juga tidak tau pasti apakah yang buat pesan itu latar belakangnya agama islam atau tidak. Kalau yang buat orang islam ya kebangetan. Masa iya dia tidak tau Muhammad itu panutan umat Islam," tuturnya. 

 

Tidak hanya itu saja, Jayus juga menuding selama ini Holywings kerap melakukan sensasi dan menghebohkan publik. 

 


"Saya kira kesalahannya dari awal dan saya setuju bukan soal ini saja," imbuhnya. 

 

Sementara itu, dilansir dari CNN Indonesia, Konsultan Pemasaran Inventure Yuswohady menduga ada beberapa kesalahan yang kemungkinan terjadi sehingga promosi tersebut keluar.

 

"Jadi saya menduga ada dua kesalahan fatal disini. Pertama, antara ini kesalahan orang secara pribadi karena teledor atau, kedua, memang sistem marketingnya yang belum baik. Para grafisnya enggak punya sensitivity terhadap isu-isu agama dan ras, isu sara gitu, makanya bisa lolos iklannya di sosial media," terangnya. 

 

Ia juga menduga bahwa koordinasi tim marketing di Holywings tidak tertata rapi. Promosi yang muncul hanya berdasarkan keputusan satu tim sehingga terjadi kesalahan yang sangat fatal. 

 

"Ini kesalahan fatal sekali. Seharusnya kalau perusahaan besar mau mengeluarkan iklan, direktur marketingnya harus tahu. Tapi ini dalam penjelasan yang muncul disebutkan bahwa seolah direkturnya tidak tahu. Jadi saya menduga sistem marketingnya masih berantakan," jelasnya.

 

 

 

Sedangkan menyinggung soal dugaan promosi yang sengaja dilakukan untuk menarik perhatian publik, ia menilai hal itu mustahil. 

 

"Brand itu fragile, membangunnya lama dan jatuh dan hancurnya bisa sangat cepat. Apalagi menyangkut unsur agama dimana kita 90 persen berpenduduk muslim, ini namanya bunuh diri kalau disengaja. Jadi saya rasa tidak disengaja. Ini murni karena kesalahan orang atau sistem yang kurang baik," pungkasnya.