Waspada Modus Soceng Kuras Uang Nasabah dalam Lima Menit, Kenali Ciri-cirinya

Ilustrasi-hacker.jpg
(SUARA.COM)


RIAU ONLINE - Kejahatan modus social engineering tengah ramai diperbincangan warganet. Sosial engineering disebut pula soceng di komunitas hacker Indonesia.

"Nggak butuh teknologi canggih tapi memanfaatkan emosi dan ketidakhati-hatian kita, itulah SOCENG (social engineering). Di era digital penjahat makin pinter. Kita harus lebih pinter," Co-Founder Suvarna.ID, Enda Nasution, seperti dilansir dari Suara.com, Senin, 20 Juni 2022.

Cara kerja soceng dapat dikatakan cukup cepat, bahkan kurang dari lima menit. Dalam modus operandinya, pelaku akan berkomunikasi dengan korbannya melalui telepon maupun layanan pesan singkat atau chatting.

Pelaku berupaya untuk menipu korban agar memberikan akses terhadap data-data pribadi seperti nomor kartu kredit, PIN, OTP, CVV/CVC, nama ibu kandung dan data personal lainnya.

Setelah mendapat akses data pribadi korban, pelaku lantas mengambil seluruh data yang diberikan sebelum korban sadar akan penipuan yang tengah dialaminya. Dalam sekejap saja, saldo di rekening akan raib.

Serangan soceng dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai melalui telepon, popup palsu, file yang didownload, hingga link palsu yang paling sering dilakukan para penipu tersebut.

Adapun ciri-ciri modus soceng yang marak saat ini, yakni:



Info Perubahan Tarif

Penipu akan menghubungi korban terkait info perubahan tarif transfer. Setelah korban menolak perubahan tarif transaksi baru pelaku akan mengirimkan link untuk mengisi data pribadi seperti PIN, OTP, dan password.

Tawaran Jadi Nasabah Prioritas

Tawaran menjadi nasabah prioritas melalui media sosial, seperti Instagram, Facebook, atau WhatsApp juga menjadi modus penipu untuk menjerat korbannya. Terlebih lagi, nasabah tertarik dengan tawaran tersebut lantaran promosi yang cukup menggiurkan berupa rendahnya ketentuan minimal tabungan yang harus dimiliki nasabah bank reguler untuk meningkatkan tabungan menjadi Prioritas maupun Solitaire, salah satunya hanya Rp10 juta.

Akun Sosmed Customer Service Palsu

Akun-akun palsu itu muncul ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan. Pelaku akan menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya. Sehingga diarahkan ke website palsu pelaku.

Tawaran Menjadi Agen Laku Pandai

Saat ini juga terdapat akun di sosial media yang menawarkan menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit. Pelaku akan meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC.

Pada Juli 2021, Anti Phishing Working Group mencatat terdapat 260.642 serangan phishing, yang menyerang berbagai industri. Mulai dari logistik, media sosial, finansial, hingga webmail.