Mirip Klitih di Jogja, Ini Alasan Geng Motor di Pekanbaru Keroyok Remaja di Jalanan

Korban-Geng-Motor.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Riau, Sigit Nugroho, mengomentari soal seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun berinisial SH, yang jadi korban pengeroyokan sekelompok geng motor di Jalan Tuanku Tambusai, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Minggu, 5 Juni 2022 dini hari.

 

Sigit menuturkan sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan fenomena kenakalan remaja. 

 

"Tapi kalau untuk fenomena geng motor biasanya musiman. Beberapa waktu sempat menghilang namun mulai bermunculan sejak kasus klitih di Jogja," terangnya saat dihubungi RIAUONLINE.CO.ID, Senin, 6 Juni 2022.

 

 

Ia menuturkan ada beberapa hal faktor terbentuknya geng motor dengan segala perilakunya ini. Faktor utama dalam psikologi, lanjutnya, dikenal sebagai konformitas kelompok.

 

"Jadi memang perlu ditelisik detail dari waktu, victim (korban, apakah korban acak atau target) untuk menentukan motif dari pengeroyokan tersebut," tuturnya.

 

Lebih lanjut, Dosen Fakultas Psikologi UIR itu menjelaskan bila dari sisi waktu, momennya mendekati libur sekolah, atau memang di bebrapa sekolah sudah tidak ada pelajaran sehingga mereka terbebas dari beban akademik.

 


"Dari sisi target (jika bukan acak) berarti sudah direncanakan, biasanya konflik antar kelompok menjadi penyebabnya. Jika bukan, maka kita perlu lebih waspada karena siapa saja bisa jadi korban. Kalau sudah begini motifnya adalah eksistensi kelompok," terang Sigit. 

 

Tak berhenti di situ, penyebab lainnya karena sudah melemahnya nilai-nilai positif dalam diri remaja. 

 

"Ini biasa disebabkan karena keluarga yang disfungsional maupun masyarakat yang disfungsional juga," katanya.

 

 

 

 

Sigit melanjutkan, konflik rumah tangga, pengabaian, ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi gempuran teknologi digital menjadi faktor fenomena kenakalan di kalangan remaja.

 

"Ketidakpedulian masyarakat, kontrol sosial yang rendah, dan rendahnya kepercayaan pada hukum juga menjadi faktor sosial pembentuk kenakalan remaja," tutup Sigit.