RIAU ONLINE, PEKANBARU-Penderita stunting atau gangguan pertumbuhan pada balita di Kota Pekanbaru, tertinggi di Kecamatan Sail. Dinas Kesehatan (Dinkes) mendata ada 11, 59 persen penderita stunting di Kelurahan Suka Mulia.
Kemudian, disusul Kelurahan Melebung, Kecamatan Sail dengan persentase 10,39 persen, Kelurahan Bencah Lesung, Kecamatan Tenayan Raya dengan 8,26 persen. Lalu di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya dengan 6,7 persen.
Untuk penanganannya, Pemko Pekanbaru mengarahkan 12 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk berkolaborasi. OPD terkait bisa fokus dalam menangani ratusan kasus stunting.
"Ada 12 OPD yang berkolaborasi dalam penanganan stunting ini," ujar Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdako Pekanbaru Syoffaizal, Rabu 1 Juni 2022.
Sementara itu, Kadiskes Pekanbaru Zaini Rizaldy Saragih menyebutkan, belasan OPD yang bertugas menangani stunting itu telah di SK-kan oleh Firdaus semasa menjabat sebagai Wali Kota Pekanbaru.
"Jadi untuk Kota Pekanbaru, kami sudah memiliki SK penanganan stunting. SK tersebut dibuat oleh wali kota sebelumnya," sebutnya.
Berdasarkan SK tersebut, terang Zaini, penangan stunting disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing OPD bersangkutan.
"Misalnya, bila ada balita stunting di sebuah keluarga, kami harus melihat akar permasalahannya. Jika anak tersebut memiliki penyakit kronis, maka Diskes yang lebih berperan," kata Zaini.
"Tapi jika kekurangan gizi akibat kemampuan keuangan keluarga, maka dilihat lagi OPD mana yang harus membantu, misalnya Disdalduk KB atau Disnaker," pungkasnya.