Stok Menipis Jelang Ramadan, Dayan Jual Gula Rp 15 Ribu Per Kilo

gula2.jpg
(Haslinda/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU- Sejumlah harga bahan pokok terpantau mulai mengalami kenaikan saat memasuki bulan suci Ramadan 2022, salah satunya yakni gula pasir. 

 

Seorang pedagang Pasar Selasa Panam, Dayal mengatakan harga gula pasir kini menembus harga Rp15.000 per kg. 

 

"Dari distributor memang harganya naik. Saat ini kami menjual Rp15 ribu per kg, padahal sebelumnya sekitar Rp13 ribu. Takutnya makin hari makin naik. Biasalah kalau udah Ramadan," ujar Dayan, Sabtu 2 April 2022.

 

Dayan menyebut kenaikan nyatanya tidak hanya terjadi pada gula saja, namun barang-barang keperluan dapur seperti mi, telur, hingga tempe juga mengalami kenaikan. 

 

"Kalau mi naiknya udah agak lama. Tempe  yang ada mereknya sekarang Rp 6 ribu, kalau nggak ada merek masih harga lama tapi ukurannya semakin mengecil," pungkasnya. 

 



Hal senada juga terjadi di Pasar Cik Puan.  Harga gula yang biasanya sekitar Rp13.500 per kg kini naik menjadi Rp14.500 per kg. 

 

"Modal Rp655 ribu untuk harga jual berkisar 14 setengah, sebelumnya 13 setengah. Sudah naik menjelang Ramadan," kata seorang pedagang, Santi. 

 

Dengan demikian, Santi berharap kebutuhan ibu rumah tangga  tidak terus mengalami kenaikan. Sebab selama Ramadan daya beli masyarakat meningkat.

 

"Semoga tidak pada naik. Jadi pendapatan kami tidak minim," tuturnya. 

 

Sebagai informasi dikutip dari CNBC, pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) nasional mencatat, harga gula pasir lokal naik ke Rp14.700 per kg. Ini adalah harga rata-rata nasional pada Jumat, 1 April 2022. Sejak 28 Maret 2022, harga gula pasir lokal bertengger di Rp14.600 per kg.

 

Sedangkan untuk harga gula pasir premium, terpantau turun tipis jadi Rp15.700 per kg. Harga rata-rata nasional pada Jumat, 1 April 2022. Sejak 28 Maret 2022 harga gula bergerak  Rp15.700 - 15.800 per kg.

 

 

 

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Dwi Purnomo Putranto mengatakan, kenaikan harga gula kemungkinan akibat menipisnya stok. Sementara, kebijakan berlaku saat ini adalah harga acuan bukan harga eceran tertinggi yang bisa menahan laju harga gula.

 

"Sepertinya begitu (karena stok menipis). Tapi AGI nggak punya data berapa gula impor sudah masuk masuk karena kuncinya di situ. Soalnya belum memasuki musim giling tebu," kata Dwi.