Minyak Goreng di Ritel Belum Satu Harga, Pemerintah Diminta Berikan Solusi

Minyak-goreng8.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU-Masyarakat Kota Pekanbaru masih menanti stok minyak goreng Rp 14 ribu. Pasalnya, minyak goreng satu harga tidak lagi tersedia di ritel seperti Alfamrt dan Indomaret.

Sementara, harga minyak goreng yang ada di pasar swalayan dan minimarket belum di harga subsidi. Padahal, pemerintah menetapkan satu harga minyak goreng sejak Rabu, Rabu 19 Januari 2022.

 

Pantauan riauonline.co.id, masih ditemui harga minyak goreng yang berbeda. Seperti di pasar swalayan di Jalan Imam Munandar. Bimoli klasik 1 liter masih di harga Rp 19.500. Sementara untuk Bimoli 2 liter Rp 38.700.

 

Sementara di swalayan Jalan Lembaga, harga minyak goreng masih relatif tinggi. Bimoli Spesial 1 liter harganya Rp 20.600. Untuk merk

Fortune, Sanco, Sania, Sovia, harga masih belum seragam sesuai ketentuan pemerintah.

 

 

Ida, warga Jalan Kandis mengeluh sebab harga minyak goreng belum merata. Menurutnya, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk menyeragamkan harga minyak goreng. Namun ternyata di lapangan terjadi perbedaan harga.

 

"Kita cari lagi di pasar swalayan harganya masih mahal. Stok juga sudah habis, padahal kemarin dibatasi beli 2 liter per orang. Semoga pemerintah bisa cepat beri solusi yang bijak," ujarnya, Senin 24 Januari 2022.

 

Ia mengharapkan pemerintah bisa segera turun langsung untuk melakukan pengecekan ke lapangan dan memberikan sanksi untuk ritel ataupun swalayan yang bandel.


 

"Kita sebagai masyarakat meminta pemerintah turun langsung melihat kondisi di lapangan. Kalau bisa beri sanksi saja untuk yang masih menjual minyak dengan harga mahal," ucapnya.

 

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, pemerintah akan menyiapkan minyak goreng sebanyak 250 juta liter per bulan. Penyediaan itu akan dilakukan selama enam bulan sehingga total pasokan mencapai 1,5 miliar liter.

 

 

Kebijakan satu harga diberlakukan karena pemerintah memberi subsidi atas harga keekonomian dari produsen dan harga di pasaran. Anggaran untuk subsidi yang disiapkan mencapai Rp 7,6 triliun yang bersumber dari dana pungutan ekspor sawit kelolaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

 

Dia mengatakan, harga Rp 14 ribu per liter bisa mulai dinikmati konsumen yang berbelanja di retail modern anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).