Kearifan Lokal Melayu Riau Dalam Melestarikan Pohon Adat Sialang

Pohon-Sialang.jpg
(Amriyadi Bahar)

RIAUONLINE, PEKANBARU-Indonesia kaya akan budaya kearifan, namun karifan lokal yang ada dalam masyarakat Indonesia tersebut terancam.

Hal ini diakibatkan oleh etika dan norma terhadap lingkungan hidup yang diwariskan dari nenek moyang terancam karena gaya hidup hedonis yang mengejar kesenangan sesaat.

Berbeda dengan sistem budaya masyarakat melayu, dapat dilihat dengan jelas nilai-nilai budaya yang telah memberi pedoman dan arah agar lingkungan terpelihara.

Sat ini Riau Online akan membahas mengenai Indonesia, Indonesia, Kearifan lokal Melayu Riau dalam melestarikan pohon adat sialang, simak ulasannya berikut ini.

Budaya Melayu dan kearifan lingkungan hidup

Salah satu tradisi masyarakat melayu untuk menjaga keseimbangan lingkungan adalah dengan berladang di daerah rawa, mereka memiliki kebiasaan menanam rumbai di tepi ladang.

 

Tanaman rumbia telah membuat ladang mereka mendapat cadangan simpanan air ketika musim kemarau tiba, karena tanaman ini dapat menyimpan air dan dapat dijadikan barang anyaman.

Di antaranya dibuat menjadi ago untuk alat pengangkut padi. Pohon pohon rumbia lebih banyak kegunaannya dapat dijadikan atap, sedangkan sagunya dapat diolah menjadi bahan makanan jika ladang mereka tidak selamat.

Dalam menjaga tradisi kelestarian tumbuhan lainnya misalnya dapat dilihat pada tradisi menjaga pohon durian yang ada di perkampungan masyarakat melayu.

Terlebih di kampung daerah aliran sungai sebagai tempat yang disukai durian. Jika panen durian tiba maka masyarakat melayu memiliki tradisi untuk mengambil buah durian dengan tidak dipanjat, namun dibiarkan jatuh buah yang sudah masak.


Jika ada yang hendak memanjat akan diberi peringatan bahwa durian yang dipanjat tidak akan berbuah lagi.

Larangan tersebut belum dipastikan faktanya, namun larangan tersebut merupakan salah satu tradisi yang penting untuk dilestarikan, karena memiliki makna yang tersirat bahwa pohon durian yang masak mempunyai biji yang siap ditanam.

Menjaga Pohon Sialang

Indonesia, Kearifan lokal Melayu Riau dalam melestarikan pohon adat sialang selanjutnya adalah menjaga pohon sialang. Tradisi lain untuk menjaga kelestarian lingkungan seperti menjaga pohon sialang, pohon ini dijadikan untuk tempat bersarang lebah.

Kayu sialang ini berupa cempedak air yang tumbuh di tebing sungai, kempas, kayu ara, suluh batang dan sebagainya. Mengambil madu lebah tidak boleh sembarangan.

Mengambil manfaat dari madu tidak boleh sembarangan dan lebah tidak boleh di binasakan untuk mengambil madunya. Untuk kepentingan ini diadakan upacara yang dipimpin oleh seorang dukun yang diberi tugas untuk mengambil madu lebah.

Dia dapat mengambil madu lebah dengan aman dengan cara mendekatkan asap kepada lebah. Ketika lebah terkena oleh asap maka lebah menghindar dengan demikian madunya mudah untuk diambil.

Betapa banyak manfaat lebah sialang maka dari itu kayu sialang tempat lebah berkembang biak tidak boleh ditebang begitu saja menurut adat Melayu.

Jika ada seseorang yang menebang pohon sialang dengan alasan yang tidak kuat akan kena denda dengan menyerahkan kain putih sepanjang kayu silang yang telah ditebang nya.

Rimba kepungan sialang merupakan gugusan hutan yang terdapat sebagai batasan ladang dan kebun, perkampungan atau gugus hutan sepanjang tebing sungai.

Gugus hutan ini dibiarkan menjadi tempat lebah hutan bersarang. Lebah hutan disebut juga sialang, sehingga kayu apa saja dijadikan tempat bersarang disebut kayu sialang. Madu lebah sialang di ambil oleh tukang pencet yang disebut ke mantan.

Hasil dari madu lebah ini sebanyak 2 bagian untuk tukang panjat dan 2 bagian lagi untuk warga pasukan di mana pohon sialang itu berada sedangkan 1 bagian lagi untuk pemangku adat.

Masyarakat melayu memanfaatkan madu dua kali dalam setahun. Pada awal pertahunan masyarakat melayu akan memperoleh madu yang merupakan hasil penyerbukan dari lebah pada bunga bunga calon buah dan pada akhir mereka akan mendapatkan hasil berupa buah-buahan.

 

 

 

Madu yang dihasilkan pada pohon sialang ini memiliki kualitas tinggi. Madu tersebut dikonsumsi rumah tangga masyarakat melayu dan dijual pada masyarakat desa.

Sekian informasi mengenai Indonesia, Kearifan lokal Melayu Riau dalam melestarikan pohon adat sialang. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.