RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN - Kasus balita mengalami stunting (kurang asupan gizi) dalam kurun waktu lima tahun terakhir mulai sejak 2016-2020 mencapai 4.974 orang. Data tersebut belum berubah sampai dengan tahun 2021 ini.
"Angkanya belum berubah, masih yang lama," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kuansing, Aswandi, kepada Riau Online, Kamis, 18 November 2021.
Angka tersebut merupakan rekapan terakhir dari 2016 sampai bulan Februari 2020 data stunting 4.974 orang.
"Masih data lama," kata Aswandi.
Meskipun dianggarkan cukup besar untuk penanganan namun angka stunting di Kabupaten Kuansing masih terbilang tinggi. Dinas Kesehatan Kuansing mengaku masih mengunakan data 2016-2020.
Data Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kuansing anggaran untuk penanganan stunting masuk dalam RAPBD Tahun 2022 sebesar Rp 465.854.000,00.
Dana tersebut merupakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) khusus untuk penanganan stunting di Kabupaten Kuansing.
Selain mengalokasikan anggaran untuk stunting, Pemkab Kuansing juga mengalokasikan anggaran BOK untuk untuk Puskesmas totalnya mencapai Rp 22,045 miliar. Kemudian BOK jaminan persalinan yang dianggarkan sebesar Rp 371 juta.