Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ke Siak, Petani Keluhkan Mahalnya Pupuk

Dedi-Mulyadi2.jpg
(Hendra Dedafta/Riau online)

Laporan Hendra Dedafta

RIAUONLINE, KAMPAR-Bupati Siak Alfedri menerima kunjungan kerja komisi IV DPR RI ke kabupaten Siak. Tujuan kunjungan kerja ini untuk meminta masukan berkaitan dengan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang berlangsung di PT Inti Indosawit.

"Hari ini kami menerima kunjungan kerja  komisi IV DPR RI ke kabupaten Siak, Untuk melihat program PSR di kabupaten Siak khususnya, hari ini di kampung Bukit Harapan, Kerinci Kanan," ujar Alfedri di Bukit Harapan, kecamatan Kerinci Kanan, Siak Kamis 11 November 2021.

Lanjutnya, target program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di kabupaten Siak 22 ribu hektar, namun yang baru terealisasi hanya 3,800 hektar penyebanya ada berbagai faktor.

 

"Di antaranya, sertifikat tanah yang warga miliki menjadi anggunan di Bank, kemudian balik nama yang belum selesai, dengan kunjungan kerja DPR RI ini menjadi dorongan bagi kami, bagaimana nanti bisa di selesaikan melalui kerjasama dengan BPN dan Pengadilan Negeri", kata Dia.

Diskusi yang berlangsung hangat antara anggota DPR RI dan petani meminta bagaimana harga pupuk bisa lebih murah. Kemudian para petani sawit ingin ada penghasilan jelang lahan sawit mereka yang masuk program peremajaan jelang panen.

"Mereka minta ada pupuk subsidi dari pemerintah, karena pemilik dibawah lahan dua hektar mendapatkan pupuk subsidi. Kemudian ada sumber kehidupan mereka ini menjelang sawitnya di panen, tentu ini bisa dilakukan melalui tanaman tumpang sari. Kita juga punya program tumpang sari bagi replanting termasuk ada program dari Kementrian Pertanian," terangnya.



Anggota DPR RI Dedi Mulyadi kehadirannya ke kabupaten Siak untuk menyerap masukan dari para petani, perusahaan dan pemerintah daerah terkait rendahnya realisasi program PSR.

 

 

"Kami mendorong perusahaan membuka ruang bagi para petani, yang masuk program PSR. Ada rentan waktunya panjang jelang sawit mereka panen, mereka ekonomi produksi bisa memanfaatkan areal tanah perkebunan. Di areal itu bisa ditanami jagung, ubi dan lain-lain", kata dia.

Hasil penelitian Litbang Pertanian tidak masalah lahan perkebunan itu ada tanaman tumpang sari. Sehingga tidak nunggu hasil panen sawit, Kami mendorong juga pemerintah khusus pupuk Indonesia jual pupuknya jangan terlalu tinggi, agar para petani punya kecukupan pembiayaan untuk pemeliharaan kebun dan produksi.

"Kami senang dengan pak Bupatinya respon dan selama ini memberikan perhatian khusus terhadap masyarakat, para petani sawit", kata mantan Bupati Purwakarta itu.