RIAUONLINE, BENGKALIS-Vaksin Pfizer sebanyak 43.290 dosis dan Sinovac 36.000 dosis tiba ke Kabupaten Bengkalis, Kamis malam, 29 Oktober 2021 kemarin.
Namun sebelum didistribusikan kepada masyarakat, vaksin tersebut diamankan di gudang farmasi Dinas Kesehatan Jalan Pertanian Bengkalis.
"Sudah tiba malam kemarin (malam Jumat, red) selanjutnya menunggu arahan dari Kepala Dinas Kesehatan untuk pendistribusiannya," kata pegawai Kesehatan bagian gudang farmasi, Mirna dihubungi Riauonline.co.id, Senin 1 November 2021.
Bantuan Vaksin dari pusat tersebut tiba ke Kabupaten Bengkalis tanpa ada halangan berarti. Bahkan petugas pengamanan turut mendampingi tibanya vaksin hingga ke gedung farmasi Dinkes Bengkalis.
"Alhamdulillah tiba dan berjalan dengan aman serta mendapat pengawalan petugas. Kita menunggu arahan Pak Kadis," terangnya.
Seperti diketahui, persentase vaksinasi di Kabupaten Bengkalis terbilang rendah. Pasalnya pasokan vaksin yang terbatas dari pusat menjadi kendala utama guna mengejar target 70 persen.
Upaya Pemerintah Kabupaten Bengkalis untuk mencapai target tersebut, salah satunya mendorong Pemerintah Pusat memasok vaksin ke Kabupaten Bengkalis. Langkah inipun telah dilakukan dan membuahkan hasil.
Pemkab Bengkalis mendapatkan penambahan vaksin ke Dirjen P2P Kementerian Kesahatan RI di Jakarta dengan alokasi Pfizer 43.290 dosis dan Sinovac 36.000 dosis.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis dr Ersan Saputra mengatakan vaksin tersebut sedang dalam proses dan akan segera didistribusikan kepada masyarakat.
"On progres, nanti akan kita kabari," tutur dr Ersan Saputra.
Sebelumnya, Bupati Bengkalis, Kasmarni mengatakan Kabupaten Bengkalis sudah mendapatkan vaksinasi sebanyak 114 ribu lebih atau sekitar 27 persen dari target 421 ribu, sedangkan target 70 persen herd immunity capaian vaksinasi di Kabupaten Bengkalis terus bertambah seiring dilaksanakannya vaksinasi Indonesia Bangkit.
"Saya berharap, semoga kegiatan vaksinasi ini terus dilakukan sesuai dengan target Pemerintah," kata bupati.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), uji klinis pada usia 16 tahun ke atas menunjukan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech 95 persen efektif mencegah COVID-19.
Sedangkan berdasarkan uji klinis lainnya, vaksin Pfizer disebut efektif memicu respons imun pada usia 12-15 tahun, dengan tingkat kekuatan respons imun setara pada usia 16-25 tahun.
Riset oleh Public Health England (PHE) juga menunjukan, 2 dosis vaksin Pfizer 96 persen efektif mencegah risiko rawat inap pada pasien COVID-19 akibat varian Delta dikutip dari detik.com
Mengingat, varian ini disebut menular lebih cepat dan sempat dikhawatirkan mampu 'kabur' dari vaksin.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui penggunaan Pfizer dalam program vaksinasi untuk anak-anak berusia 12-15 tahun. Hal ini juga sempat disebut oleh Menkes dalam kesempatan sebelumnya.
"Ada dua vaksin yang sudah bisa di bawah 18 (tahun) yang sudah dapat emergency use authorization-nya. Satu, Sinovac yang kita pakai, satu lagi Pfizer yang akan datang di sekitar bulan Agustus. Tapi itu nanti Bapak Presiden yang akan menyampaikan," kata Menkes saat ditemui di Cibubur, Senin (28/6/2021).