Tuai Caci Maki Warga, Rekanan Blak-blakan Kendala Proyek IPAL Pekanbaru

Yenni-Mulyadi.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU-Pengerjaan proyek Instalasi  Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kota Pekanbaru masih berlanjut.

Para kontraktor masih bekerja di sejumlah ruas Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Dagang, Jalan Durian dan sejumlah ruas jalan di Sukajadi.

 

Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Pemukiman Provinsi Riau, Yenni Mulyadi menyebut, proyek tersebut memang ditargetkan rampung pada tahun 2020. Namun, karena adanya relaksasi anggaran maka ditambah waktu pengerjaan proyek hingga 2021.

 

"2020 sektor Utara, mencakup A Yani, Juanda, ada crossing perpipaan sampai ke Jalan Sudirman. Covid-19 menyebabkan pergeseran anggaran dan mesti ada relaksasi. InsyaAllah untuk sektor Selatan akan selesai akhir 2021," paparnya kepada awak media.

 

Dirinya tidak menampik ada sejumlah kendala di lapangan dalam masa pengerjaan. Penggalian tanah bersinggungan dengan jalur pipa gas.

Kemudian terbatasnya ruang gerak alat berat karena utilitas udara atau jaringan kabel yang terjangkau tinggi alat berat.

 

"Kendala lain seperti pencahnya pipa PDAM yang memang sudah berusia 40 tahun. Itu karena getaran saat pemasangan pit. Tetapi kita sudah kordinasikan dengan pihak terkait," terangnya.

 

Dirinya menyadari banyak keluhan masyarakat terkait pengaspalan jalan. Yenni menyebut, proses pengaspalan tidak bisa segera dipulihkan pasca penggalian. Hal ini karena kondisi tanah yang didominasi pasir.

 


"Kita menunggu tanah itu stabil dulu. Tetapi kita juga tidak bisa mengaspal penuh badan jalan agar rata. Kita mengaspal yang bagian kita," ujarnya.

 

Menururnya, kondisi jalan Kota Pekanbaru sangat rawan terjadi longsor. Ada beberapa ruas jalan yang ambruk. Selain itu, wilayah pengerjaan dekat dengan beberapa drainase.

 

"Dalam proses pemasangan selang banyak dijumpai sampah dan akar-akar pohon. Banyak ruas drainase penuh dengan sampah-sampah rumah tangga," terangnya.

 

Ia menyebut, proses pengerjaan bisa terlambat jika intensitas hujan tinggi. Ada proses dengan pilot project. Mereka harus memasukan pipa dari lubang kecil hingga ke besar. 

 

"Menunggu pipa terhubung barulah pengerjaan bisa dilakukan. Pengerjaannya terpusat, kalau belum disetujui maka kawan-kawan belum bisa melakukan pengerjaannya. Harus aman dulu, terstruktur, kami setiap minggu ada rapat evaluasi pengerjaan," ujarnya.

 

Yenni menyebut, akan ada pengembalian kondisi badan jalan setelah pengerjaan. Untuk jalan lingkungan yang lebarnya hingga 5 meter, ada rencana direkondisi seluruhnya.

 

"Itu disetujui oleh pimpinan. Jadi jalan lingkungan yang lebarnya 5 meter akan diperbaki secara penuh. Jalan yang bergelombang itu karena menunggu pemadatan. Lama karena kita menunggu timbunan tanah stabil," ulasnya.

 

Pada tahun 2019, kata Yenni, kabut asap juga sempat terhentikan. Hanya saja yang paling berpengaruh refocusing anggaran. Ada 30 persen dari total anggaran harus dialihkan.

 

Pihaknya menggesa penyedia jasa tetap melakukan Kordinasi. Proyek harus cepat selesai menjelang 2022. Secara bertahap pengerjaan dirampungkan meski kendala di jalan kota yang padat.

 

"Kalau ingin dikerjakan sekalian maka jalan harus ditutup. Jalan banyak jalan ditutup akan mengundang komplain. Karena, jalan yang udah digali, dikerjakan, direkondisi dan digali lagi. kita berusaha tetap menyediakan space jalan setidaknya satu mobil," paparnya.

 

Pihaknya juga menyediakan rambu lalu lintas. Mereka berkordinasi dengan satlantas Pekanbaru. Ada rekayasa sebelum pengerjaan.