Kronologi Pengeroyokan Versi Ida Yulita: saya Didorong, Ditinju dari Belakang

Ida-Yulita-Susanti4.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Anggota DPRD Pekanbaru Ida Yulita Susanti buka suara terkait terlibat keributan dengan warga di Jalan Irkab, RT02/RW05, Kelurahan Sidomulyo Timur, Marpoyan Damai, Rabu, 1 September 2021 malam.

Cekcok dengan warga berbuntut panjang hingga laporan ke Polresta Pekanbaru. Ida melaporkan warga atas tuduhan pengeroyokan hingga penganiayaan.

Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, malam itu, anaknya menelepon sambil mengatakan dadanya terasa sesak usai dipukuli warga.

"Saya tanya kenapa sesak, katanya dipukuli sewaktu anak saya ingin ke kafe di pertigaan Jalan Irkab yang dalam kondisi banjir dan macet," ujarnya, Kamis, 2 September 2021.

Kemudian, anak Ida berhenti di pertigaan. Ketika hendak memotong berlawanan arah, beradu dengan kendaraan lainnya. Anak Ida disuruh mundur, sementara di belakang udah macet, akhirnya mobil di belakang ini mundur.

“Ketika jalan sudah ada, anak saya belok kanan, ketika belok kanan ada yang ngikuti pakai motor, pemuda. Diketok-ketoklah mobil ini," ujarnya.


Karena pemuda setempat gedor mobil, anaknya merasa takut. Lalu disuruh turun.

“Ditanya sama anak saya kenapa, lalu pemuda tersebut mengaku kakinya terinjak kendaraan yang dikendarai anak saya. Anak saya lalu ingin bertanggung jawab, namun malah dipukul di bagian dada sebelah kiri oleh pemuda-pemuda yang mengikutinya,” jelasnya.

“Singkatnya, di situ udah bubarlah, disuruh bapak-bapak itu. Anak saya bilang nanti sekalian liatlah rumah orang banjir tu, mama bantulah, kasian ibuk tu karena rumahnya datar dengan air," ujarnya.

Usai salat, Ida mengaku pergi dengan suaminya dan asistennya. Sesampainya di kafe tempat anaknya berada, ia tanya bagian dada mana yang sakit.

"Kami ke rumah ibu yang terkena banjir tersebut, biar dibantu. Kalau memang kita salah kita minta maaflah. Sampai di sana, ternyata di depan itu sudah ada pemuda-pemuda yang menangani anak saya," ujar Ida.

Pemuda baju merah yang memukul anak Ida langsung lari ke rumah dengan cara membanting pintu. Ida belum sempat mengatakan sesuatu, pemuda tersebut lalu datang membawa parang serta pemuda-pemuda lainnya membawa ikat pinggang serta linggis.

“Suami saya nyaranin untuk mundur karena mereka membawa barang-barang tersebut. Pemuda tersebut lalu mendorong saya dan mengeluarkan kata-kata kotor bahwasannya anak saya yang salah," katanya.

Lebih lanjut, Ida mengatakan, tidak ada kesempatan untuk berkomunikasi. Suami Ida langsung mundurkan mobil, sedangkan para pemuda tersebut mengejar dan memukul mobilnya.

“Saya dan anak saya lari ke arah jalan depan namun tetap dikejar. Sewaktu di jalan saya didorong dan ditinju dari belakang. Saya lihat yang baju merah itu mengayunkan parang, saya doronglah baju merah ni. Sedangkan pemuda baju kaos putih mukuli saya balik, dengan kaos abu-abu. Tentu saya terduduk, cuman saya mikir nyelamatkan diri ke Radja Coffe," pungkasnya.