RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Restorasi Gambut Wilayah Sumatera, Soesilo Indrarto mengatakan, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) beserta tim di lapangan terus memantau fungsi dari Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG).
Hal dilakukan guna mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada masa kemarau ini.
Infrastuktur ini di antaranya berupa sekat kanal dan sumur bor di tiga provinsi yang memiliki lahan target restorasi, yaitu Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan. Pemantauan juga melibatkan kelompok masyarakat (Pokmas) yang didirikan BRGM.
“Kita lebih banyak menggunakan pokmas, yang nyata-nyata tinggal di paling dekat dengan IPG. Kita menggerakkan pokmas sebagai kekuatan dan ujung tombak ketika dalam kondisi darurat,” kata Soesilo, Jumat, 6 Agustus 2021.
Soesilo mengatakan IPG bermanfaat untuk Operasi Pembasahan Gambut Rawan Kekeringan (OPGRK) dan Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut Terbakar (OPCLGT). Operasi pembasahan sudah dilakukan sejak Maret 2021 dimana Riau menjadi lokasi awalnya.
Kepala Kelompok Kerja Teknik Restorasi, Agus Yasin menambahkan, Pokmas juga diberikan pendampingan dan bantuan alat.
“Kita juga adakan pelatihan, kemudian diberikan juga alat berupa pompa untuk pembasahan gambut agar gambut tetap basah dimusim kemarau,” ujar Agus.
Sekat kanal, menurut Agus, tidak hanya berfungsi sebagai sumber air untuk pembasahan gambut, tapi dapat juga meningkatkan produktivitas masyarakat.
“Digunakan untuk jalur transportasi dan sarana untuk membawa hasil panen, kelapa contohnya,” ucap dia.
Pemanfaatan sekat kanal untuk aktivitas masyarakat ini dapat juga mengurangi resiko terjadinya kebakaran karena masyarakat memiliki sumber ekonomi yang tidak merusak gambut dan vegetasinya.
“karena berfungsi, warga pasti jaga gambut”, tuturnya.
Upaya pembasahan gambut ini, sebut Agus juga termasuk kontribusi BRGM untuk kegiatan antisipasi kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan KLHK, BNPB, Pemda dan TNI/Polri.
Pulau Sumatera sendiri diketahui menjadi salah satu fokus kerja BRGM. Dikelilingi lahan gambut, dimana dari total 14,9 juta hektare (ha) gambut di Indonesia, 43,2 persen atau sekitar 6,4 juta hektare lahan gambut berada di Pulau Sumatera.