Terjadi di Pekanbaru, Stres karena Ekonomi, Orang Tua Lampiaskan ke Anak

kekerasan-anak2.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kasus kekerasan terhadap anak masih saja terjadi akibat faktor ekonomi. Oknum orangtua melampiaskan kemarahannya kepada anak. Banyak anak jadi sasaran orangtua yang mengalami tekanan ekonomi akibat pandemi.

 

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3AM) Kota Pekanbaru mencatat ada 59 kasus kekerasan terhadap anak. Kasus ini terjadi dari Januari hingga Juni 2021.

 

"Orangtua stres dalam kondisi ekonomi seperti ini, lalu melampiaskannya ke anak," terang Kepala DP3AM Kota Pekanbaru, Chairani, Sabtu 31 Juli 2021.

 

Kondisi ini merupakan satu dampak pandemi Covid-19. Ia mengaku miris dengan puluhan kasus kekerasan terhadap anak selama pandemi Covid-19.

 

Chairani mengungkapkan, ada korban yang mengaku jadi sasaran kekerasan lantaran orangtuanya terhimpit ekonomi. Anak-anak jadi korban ada yang kurang perhatian lantaran kedua orangtuanya bekerja seharian.

 

Akibatnya anak-anak itu terkena dampak psikis. Kekerasan fisik maupun seksual juga terjadi di rumah. Ia berharap orangtua dan keluarga bisa menjaga anak-anak dari ancam kekerasan fisik dan seksual.

 

"Kita sangat sayangkan, ada orangtua tegas merudapaksa anak kandungnya. Padahal orangtua mestinya menjaga anak-anak," jelasnya.

 



 

 

 

Chairani mengajak anak-anak untuk tidak takut bersuara. Mereka bisa bersuara lewat wadah suara anak terkait keresahan mereka.

 

Kota Pekanbaru mendapat penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Nindya untuk Tahun 2020. Namun ada sejumlah catatan dari pemerintah kota terhadap upaya menjadikan Pekanbaru layak anak.

 

Wali Kota Pekanbaru, Firdaus menyebut bahwa pemerintah kota berupaya memberi kenyamanan kepada anak-anak. Ia mengaku dapat laporan adanya kasus kekerasan anak yang dilakukan orang terdekat.

 

"Anak-anak mestinya dalam perlindungan orangtua di rumah, bukannya malah mendapat intimidasi. Jangan sampai rumah menjadi tempat yang tidak nyaman bagi anak-anak," paparnya.

 

Firdaus mengaku pemerintah kota secara bertahap membangun infrastruktur layak anak. Apalagi capaian penghargaan KLA kategori Nindya harus bisa ditingkatkan. Dua tahun ini Kota Pekanbaru baru mendapat penghargaan KLA kategori Nindya.