Oknum BRK Kembali Bikin Catatan Hitam karena Berulah, Husaimi Kecewa

husai.jpg
(SIGIT/RIAUONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Ketua Komisi III DPRD Riau, Husaimi Hamidi sangat kecewa dengan terungkapnya kasus pidana yang melibatkan tiga kepala cabang Bank Riau Kepri. Ketiganya disinyalir melakukan Mark-up dana asuransi yang memberatkan nasabah.

 

Hal ini tak pelak memperburuk citra BRK yang tengah berupaya untuk konversi menjadi bank syariah. Atas hal ini Husaimi yang juga wakil ketua pansus konversi BRK pun memberi catatan hitam.

 

"Ini catatan hitam saya untuk Bank Riau. Baru saja mau kita benahi, kita konversi ke syariah malah datang lagi musibah. Ini  akan jadi penghambat, kepercayaan masyarakat akan hilang," ujar Husaimi, Jumat, 9 Juni 2021.

Hal ini tentu amat merugikan BRK, sebab bagaimanapun dalam bisnis berbasis jasa layanan, kepercayaan adalah hal utama.

 

"Kita pesan ke BRK untuk mengelola betul-betul bank ini, karena ini bisnis jasa layanan. Menurut kami konversi ke syariah itu lebih bagus lah manajemennya ternyata di dalam itu rusak parah," ungkap Husaimi kesal.

 

Melihat kondisi ini, Husaimi pun mengatakan Pansus Konversi BRK kembali mempertimbangkan rencana konversi ini. 

 


"Ini jadi catatan kita. Di Pansus akan kita sampaikan rekomendasi kita, karena di aturan itu batasnya sampai 2024 untuk memilih syariah atau konvensional. Kita akan kaji dulu, termasuk tim uji kompetensi akan kita panggil, apakah ini memang berkualitas," terangnya. 

 

Masalah kompetensi pegawai memang disebut Husaimi menjadi problem. Posisi sebagai Bank Daerah membuat BRK seolah tak punya pesaing dan enggan berbenah.

 

 

"Di tes kompetensi kemarin banyak yang tak memenuhi syarat tapi diturunkan gradenya untuk memenuhi persyaratan, tapi ini buktinya memang tak memenuhi," tambahnya lagi.

 

Kekesalan Husaimi pun kiat membesar sebab persoalan ini terkait dengan asuransi dengan perusahaan yang tidak berada di Riau, padahal di saat bersamaan Riau memiliki BUMD Jamkrida.

 

"Soal asuransi ini sudah pernah saya bicarakan di 2014, asuransi  kita ada yang dari Jakarta, kenapa begitu? padahal kita punya Jamkrida. Kalau modalnya kurang, kita tambah modal Jamkrida jangan kita cari orang lain," ungkapnya.

 

Terkait tiga oknum ini, Husaimi berharap ketegasan BRK untuk memecat dan membersihkan adanya pekerja lain yang juga terlibat.

 

"Untuk tiga oknum ini pasti ada kroni-kroninya, pasti ada yang bermain lagi. Ini harus ditindaklanjuti. Ketiganya harus diurus secara hukum, kalau perlu diberhentikan. Karena ini virus yang akan menyebar," Tutup Husaimi.