RIAU ONLINE, LUMAJANG-Roda kehidupan berputar, dulu istri kepala desa kini buruh pabrik. Viki Alfiyanti jatuh miskin setelah suaminya meninggal dunia. Dulu dia disegani karena istri kepala desa. Kini dia mencukupi kebutuhan dapur menjadi buruh pabrik.
Sempat tidak bekerja selama tiga tahun, Viki Alfiyanti dan anak-anaknya hidup dari sisa uang mendiang suami.
Kisah itu dibagikan Viki Alfiyanti dalam media sosial, akun Tiktok @Vikiq990.
Dalam video tersebut tampak Viki Alfiyanti memperlihat sejumlah slide foto dirinya saat mendampingi suaminya yang kala itu merupakan kepala desa. Ia membandingkan kehidupannya saat masih menjadi istri pejabat, kini aktif bekerja sebagai buruh.
"Apapun keadaannya harus selalu bersyukur. Dulu istri pejabat, sekarang buruh pabrik," tulis akun TikTok @vikiqq90 dikutip dari Suara.com
Hingga Senin (28/6/2021) video tersebut sudah ditonton lebih dari 442 ribu kali, mendapat 7.781 Likes dan 1.098 komentar. Warganet mengaku ada yang mengalami hal serupa dan memberikan semangat kepada wanita tersebut.
"Itulah kehidupan..... Kita gak akan pernah tahu akan dibawa kemana masa depan kita oleh Allah SWT," ujar akun @Kuli berat.
"Hidup itu emang harus banyak bersyukur, kelak Allah juga akan menambah Rizki untuk kita yang penting mba tetap semangat mencari rezeki untuk anak-anak," ucapnya.
"Ya Allah... kita sama embak aku juga dulu almarhum suamiku menjabat di kantor dinas pindidikan wy kan Lampung dan sekarang sudah almarhum," curhat pengguna TikTok @sunarmah.
Suami Meninggal, Kehidupan Berubah
Wolipop menghubungi Viki Alfiyanti yang membagikan kisahnya di TikTok.
Ia membenarkan kisah yang dialaminya. Saat kisahnya viral di TikTok ia mengaku terkejut.
"Aku kaget. Aku tahu kalau videonya viral dari temen kuliahku satu hari setelah videoku diupload," kata Viki, Sabtu (26/6/2021).
Wanita yang tinggal di Probolinggo, Jawa Timur itu menuturkan suaminya, Nur Hidayat, meninggal pada 12 Agustus 2016. Sejak saat itulah kehidupannya Viki berubah drastis.
"Awalnya saya jadi istri seorang Kepala Desa di Purwosono, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang. Tapi setelah kepergian suami, akhirnya saya kerja jadi buruh pabrik," ungkap Viki dengan ramah.
Semasa suaminya masih aktif menjadi Kepala Desa, kegiatan Viki pun padat. Seperti ada kegiatan PKK, pengajian rutin, posyandu dan lainnya. Namun setelah sang suami meninggal, kehidupannya berubah.
"Pastinya down ya yang awalnya dihormati disegani tapi setelah nggak jadi ibu Kades orang-orang biasa aja. Di sini aku menilai ternyata jabatan itu pengaruhnya sangat besar di lingkungan sosial," kenang Viki.
Setelah sang suami meninggal, Viki juga kembali merasa terpukul karena kepergiaan ayah tercinta pada Januari 2020.
"Ditinggal suami dan bapak benar-benar membuatku terpuruk. Kehilangan dua sosok lelaki terhebat dalam hidupku membuatku merasa benar-benar terpuruk dan putus asa," ucapnya sedih.
Viki sempat merasa hilang arah dan pasrah menjalani kehidupan selanjutnya.
Dia memanfaatkan tabungan dari peninggalan sang suami untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dirinya dan anak semata wayangnya yang sudah berusia 12 tahun.
"Aku menganggur selama tiga tahun. Alhamdulillah masih ada sisa peninggalan almarhum suami dan dibantu orang tua juga untuk biaya hidup. Tapi semenjak bapak meninggal aku berusaha untuk bangkit. Karena ada ibu dan anak yang harus aku bahagiakan," ujarnya tegar.
Selama tiga tahun, Viki masih tinggal sendirian di Lumajang (rumah ia bersama suami). Anaknya ia titipkan di rumah kedua orang tuanya yang berada di tinggal Probolinggo.
"Aku jadi orang biasa pada umumnya. Aku nggak ada kegiatan dan di rumah aja. Tapi setelah bapak sakit baru aku balik ke rumah orangtua," tuturnya. Sejak itu ia tinggal bersama ibu dan anaknya di Probolinggo.
Ibu satu orang anak ini mulai memutuskan untuk bekerja sebagai buruh sejak Oktober 2020 di PT Dharma Sukses Niaga. Dia bekerja agar punya uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
"Saya sekarang jadi admin Quality Control. Ya mau gimana lagi karena hidup butuh biaya jadi saya harus bekerja," tutup Viki.