DPW LPLHI-KLHI Provinsi Riau dan DPD LPLHI-KLHI Pelalawan Gotong Royong di Desa Adat Muara Sako

DPW-LPLHI-KLHI-Provinsi-Riau2.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU- Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 5 Juni demi meningkatkan kesadaran global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan yang positif bagi perlindungan alam dan planet Bumi.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup pada tahun 2020 ini terasa berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pandemi Covid-19 saat ini kita benar-benar merasakan arti pentingnya menjaga lingkungan demi kesehatan bersama.

Sempena Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia 5 Juni pada Minggu 6 Juni, Lembaga Penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia - Kawasan Laut Hutan dan Industri (LPLHI-KLHI) DPW LPLHI-KLHI Provinsi Riau dan DPD LPLHI-KLHI Pelelawan turun ke lokasi Desa Muara Sako Langgam, Kabupaten Pelalawan untuk gotong royong penyelamatan lingkungan dan dukungan terhadap pengelolaan hutan adat berbasis masyarakat.

"Saat ini kami ingin membantu masyarakat Desa Muara Sako yang rencananya akan mengelola hutan adat berbasis masyarakat ini untuk menjadi salah satu destinasi wisata alam di Kab. Pelalawan," ujar Ketua LPLHI, Noverli, Senin 7 Juni 2021.

Lebih jauh Noverli menyebut masyarakat adat sebagai garda terdepan pelestarian hutan perlu mendapatkan sokongan penuh.


 

"Karena masyarakat adat mampu berperan sebagai garda pelindung terdepan dari perusakan hutan. Kami sekaligus mengajak masyarakat agar mencintai lingkungannya, mengedukasi generasi muda untuk peka dan peduli terhadap isu lingkungan di Indonesia." Ujar Noverli.

Disela-sela kegiatan gotong royong tersebut, Ibu Lombut, selaku Datin atau Kepala Adat Desa Muara Sako sangat berterima kasih kepada rombngan DPW LPLHI – KLHI Provinsi Riau dan DPD LPLHI_KLHI Kabupaten Pelelawan.

"Saya mewakili masyarakat Desa Muara Sako, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas kepedulian LPLHI - KLHI terhadap masyarakat, yang telah membantu moril dan immateril serta pemikirannya kepada kami," katanya.

Ia menyebut, selama ini hutan adat merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat adat Desa Muara Sako sehingga menjadikannya sebagai sentra wisata diharapkan dapat membuat hutan adat terjaga dari serangan illegal logging yang membuat kawasan hutan adat Desa Muara Sako semakin menipis.