Tanya Soal Bantuan Beras dan Susu, Penghuni Panti Jompo Dibentak dan Diancam Diusir

Penghuni-panti-jompo-Khusnul-Khotimah.jpg
(DEFRI CANDRA /Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Nurmayar (71) bersama 5 orang penghuni panti jompo Khusnul Khotimah jalan Kaharudin Nasution keluar mencari keadilan.

Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia memberanikan diri datang ke kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jalan Sumatera, Pekanbaru, Kamis, 3 Juni 2021.

 

Sesampai d isana, Nurmayar mendatangi wartawan  dan bercerita kepada sejumlah awak media cetak, online,  tentang keluh-kesah yang dialaminya 

 

"Tolong bantu kami nak, kami mendapatkan perlakuan tak menyenangkan di tempat tinggal kami berada," ucap Nurmayar kepada awak media, Kamis, 3 Juni 2021.

 

 


Sejumlah wartawan yang merasa iba, dengan sigap langsung mendengar keluh kesah 6 orang penghuni panti jompo lainnya.

 

"Jika nenek mendapatkan perlakuan tak menyenangkan, mari kita ke Dinas Sosial Provinsi Riau buat laporannya biar ditindaklanjuti," ucap salah seorang Wartawan media TV, Indra.

 

Bersama Media, Nurmayar bersama 5 orang lainnya pergi ke Dinas Sosial bersama-sama.

 

Cekcok Media dengan Petugas Dinsos Provinsi dan Bilang Media Biang Kerok

 

Sesampai di Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Riau jalan Jenderal Sudirman, pihak media meminta sedikit keterangan Nurmayar sebelum membuat laporan ke Dinas Sosial.

 

Dengan berurai air mata, Nurmayar bercerita kepada media bahwa ia dan penghuni lainnya sering dibentak, dan diancam diusir dan akan dipindahkan oleh pihak pengelola panti jompo Khusnul Khotimah.

 

"Kami mau tanya, biasa ada bantuan, biasa ada susu dan beras. Tetapi sekarang tidak ada lagi. Ada juga bantuan orang, dijual lah sama mereka (pegawai)," ujar Nurmayar di kantor Dinas Sosial Riau.

 


Menurut Nurmayar, bantuan masyarakat itu biasa diserahkan kepada penghuni di panti jompo. Namun belakangan, bantuan sudah tidak pernah diterima para penghuni yang tinggal di panti jompo milik pemerintah itu sejak 2 bulan terakhir.

 

"Ada beras dijual, kami tidak dikasih. Biasa kalau ada bantuan dijual, kami juga dapat bagian. Ada bantuan baju bagus-bagus itu diambil sama pegawai, sisa dikasih sama kita," sambungnya sambil meneteskan air mata.

 

Penghuni lain juga mengaku kerap mendapat ancaman saat protes. Mereka diancam dikeluarkan dari panti dengan kata-kata kasar.

 

"Kalau tanya kita diancam, dibilang 'keluar saja dari panti'. Itu diancam-ancam pakai kata-kata kasar, kami orang tua diancam. Ini baru pertama kali sejak 9 tahun saya tinggal di panti," katanya

 

 

Enam orang penghuni panti jompo mendatangi kantor PWI karena kerap mendapat perlakuan kasar petugas panti Jompo Khusnul Khotimah /DEFRI CANDRA /Riau Online

 

Saat tengah wawancara media dengan Nurmayar, tiba-tiba datang seorang pria yang mengaku kalau Nurmayar dan 5 orang lainnya klien mereka.

 

Pihak media berusaha menenangkan pria tersebut untuk tidak bersuara di tengah wawancara.

 

Namun, pria tersebut tetap ngotot dan berkata kenapa Nurmayar tidak lapor ke kami kok malah cerita ke media.

 

Tiba-tiba datang seorang wanita dengan baju batik yang diduga pengelola panti Jompo langsung berkata 'Siapa Biang Kerok Disini'.

 

Empat kata tersebut membuat media marah, menanyakan maksud wanita tersebut. Namun wanita tersebut takut langsung pergi dari kantor Dinas Sosial.

 

Selanjutnya media yang tadi sempat diganggu wawancara oleh pihak Dinsos menanyakan apa maksudnya mencoba menghalangi wartawan saat wawancara.

 

Terjadilah cekcok disana sejumlah wartawan dengan petugas Dinas Sosial yang hingga akhirnya keributan tersebut memancing perhatian Kepala Dinsos Provinsi Riau, Tengku Zul Efendi.

 

 

 

 

Dialog Satu Meja Kepala Dinsos, Kepala UPT, 6 Penghuni Panti Jompo dan media

Dinsos memastikan akan menyelidiki laporan penghuni panti jompo soal adanya bantuan yang dijual pengurus.

"Nanti akan saya selidiki. Kalau mungkin ada (penjualan bantuan masyarakat), ya akan saya evaluasi," ujar Tengku Zul di kantornya, Kamis, 3 Juni 2021.

 

Zul Efendi juga menjelaskan, khusus untuk bantuan beras, diakuinya tidak bisa disimpan lebih lama sehingga ada alasan yang disampaikan Kepala Panti Jompo Khusnul Khotimah di Pekanbaru, Hermon Zuhedi, terkait bantuan dijual.

 

"Mungkin ada alasan tersendiri meskipun sudah disiapkan dari anggaran APBD. Laporan itu semua jadi masukan, intinya kebutuhan mereka setiap hari kita penuhi. Kalau benar laporan ini kita perbaiki nanti ke depan," sambungnya.

 

Hingga akhirnya 6 orang penghuni panti jompo kembali dan Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau berjanji akan memperbaiki permasalahan yang terjadi dan mengusut laporan pihak panti jompo menjual bantuan yang diberikan masyarakat kepada mereka.