Kelompok Wisata Masyarakat Ujung Tombak Pelestarian Kawasan Mangrove

tanam-mangrove.jpg
(Sumber: Humas BRGM)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Pentingnya melestarikan kawasan mangrove sudah sangat disadari masyarakat mengingat besarnya area hilang akibat abrasi air laut. Abrasi sudah sangat merugikan dan mengancam keberlangsungan pulau-pulau terluar di Indonesia.

Salah satunya dilakukan Datuk Darwis, Ketua Pengelola Wisata Hutan Bandar Bakau Kota Dumai.

Beliau merupakan pejuang konservasi hutan mangrove yang telah 22 tahun mengabdikan diri untuk melestarikan mangrove di Provinsi Riau. Beliau pun berhasil membuat kawasan mangrove menjadi salah satu alternatif wisata di Kota Dumai.

“Target saya tiap penyelamat mangrove bisa mandiri dan sejahtera,” ungkap Datuk Darwis, Sabtu 24 April 2021.

Tak hanya menanam dan merawat hutan mangrove, ia secara langsung turun tangan membangun dan mengajar para kelompok tani hutan untuk dapat menanam mangrove dengan baik dan benar.

Menurutnya menanam mangrove tak seharusnya hanya menjadi sarana pelestarian lingkungan, melainkan juga menjadi pelestarian budaya yang penting untuk dijaga keberlangsungannya.


“Pelestarian mangrove dan lingkungan seharusnya dikerjakan semua orang,”ungkapnya.

Hal ini diapresiasi Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono saat melangsungkan diskusi di Kelurahan Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Provinsi Riau.

Dalam diskusi yang dihadiri Kepala Dinas LHK Prov. Riau, Sekretaris Daerah Kota Dumai, Camat Sungai Sembilan, dan Kelompok Tani, Kepala BRGM menyampaikan bahwa sinergi dan kolaborasi program rehabilitasi mangrove dengan pemda, LSM dan masyarakat penting dilakukan.

"Ini tugas kita bersama." ujarnya.

Hal serupa juga diserukan oleh Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat KLHK, Sri Handayaningsih yang turut hadir dalam kegiatan roadshow Mangrove BRGM.

“Pemulihan ekosistem mangrove, membutuhkan komitmen dari berbagai pihak, tidak hanya mengandalkan sektor pemerintah, tapi kami juga mendorong sektor non pemerintah untuk dapat terlibat.” ungkap Sri Handayaningsih.

Provinsi Riau sendiri menjadi salah satu area target rehabilitasi mangrove BRGM dengan luas area 155.540 hektar dari total 600 ribu hektar target rehabilitasi mangrove hingga tahun 2024.

Maka dari itu, BRGM berusaha mendorong dan memotivasi masyarakat yang sudah memiliki kepedulian untuk turut bekerjasama dalam upaya melestarikan mangrove dan menyelamatkan pulau-pulau yang terkena dampak abrasi air laut.

Mangrove juga memainkan peranan penting dalam pengendalian iklim dunia, sebagai ekosistem pesisir yang menyimpan karbon lebih besar dari hutan daratan.

Selain itu, tentunya bila mangrove itu lestari maka kesejahteraan masyarakat pun akan dapat meningkat. Jelaslah bahwa pekerjaan merehabilitasi mangrove menjadi hal yang sangat penting untuk dikerjakan semua pihak.