RIAU ONLINE, PEKANBARU - Bulan April identik dengan bulan wanita, bagaimana tidak, tepatnya hari ini Rabu, 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.
Dikutip dari buku R.A Kartini Pahlawan Emansipasi Wanita karangan Daniel Agus Maryanto, R. A, Kartini adalah putri dari seorang bangsawan yang bernama Raden Mas Adipatio Ario Sosroningrat. Ayahnya merupakan Asisten Wedana di Mayong.
Ia mengenyam pendidikan di sekolah rendah kelas dua Belanda di Jepara. Pada waktu itu, tidak sembarang anak bisa diterima di sekolah. Terlebih bagi kaum wanita.
Semangat Kartini muda untuk bersekolah dan menimba ilmu pengetahuan tak kalah dari laki-laki.
Di balik tembok pingitan di kompleks tempat tinggal Bupati Jepara dia berkirim surat kepada para sahabatnya di Eropa untuk mendapatkan banyak ilmu pengetahuan.
Surat-surat itu kemudian diterbitkan dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Surat-surat itu juga membawa pengaruh besar dalam pergerakan bangsa Indonesia dalam memandang nasionalisme.
Tiga tahun sebelum surat-surat Kartini diputuskan untuk diterbitkan perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda mendirikan Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia).
Kemudian organisasi ini berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) yang berfungsi sebagai wahana politik para pelajar Indonesia di Belanda.
Peringatan Hari Kartini tak hanya sekedar menggunakan kebaya, tapi bagaimana cara perempuan bisa untuk mengakhiri emansipasi wanita.
Bagi para perempuan, Kartini adalah pembuka jalan agar mereka memiliki hak yang setara dengan laki-laki di tengah masyarakat Indonesia.