Kadispar Riau, Roni Rakhmat berkunjung di stan Festival Ekraf 2021, di Bandar Serai Pekanbaru, Sabtu (10/4) malam.
(Dispar Riau)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Dinas Pariwisata (Dispar) Riau akan meluncurkan Aplikasi Jemari (Jendela informasi pariwisata Riau), sekaligus peluncuran agenda pariwisata atau Launching Calendar of Events (CoE) 2021.
Selain meluncurkan dua kegiatan tersebut, pada rangkaian kegiatan ini juga bakal digelar acara Anugerah Pariwisata 2021, dan Festival Ekonomi Kreatif. Bertempat di Komplek Bandar Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai), Anjung Seni Idrus Tintin, Pekanbaru, Riau.
Memilih tema acara "Riau Reborn" Iven ini bakal dihadiri Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno melalui virtual dan Gubernur Riau, H Syamsuar, pada Minggu (11/4/2021) pukul 20.00 WIB. Selain itu, iven ini juga akan dimeriahkan oleh sejumlah pekerja seni Riau, disiarkan langsung melalui video streaming kanal YouTube Dinas Pariwisata Riau.
Adapun pekerja seni yang akan tampil pada iven adalah, Rino Dezapati & The Syndicate, Wak Zoel Pengat, David Saputra, Giring, Sanggar Sri Melayu, District, Rumah Sunting, Orkes Melayu Orang Kampung (Omok), Farid Jonathan & Friends, Matroks & Friends, Riau Street Musicians, dan Dj Semalam Saja.
Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat mengatakan, bahwa iven Riau Reborn yang digagasnya itu, sebagai pemantik guna membangkitkan sektor pariwisata Riau yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Ia menyebutkan, bahwa kebangkitan sektor pariwisata bisa dicapai dengan kerja sama dari segenap pemangku kepentingan terkait. Selain itu, juga harus melakukan adaptasi penerapan standar protokol kesehatan sesuai panduan CHSE Kemenparekraf, di setiap destinasi wisata. Kemudian, melakukan kolaborasi dengan mengedepankan komunikasi terbuka dan kerja sama antar pihak yang terkait di dalamnya.
"Insyaallah, untuk membangkitkan sektor pariwisata di Riau, kami akan mempersembahkan kegiatan Anugerah Pariwisata kepada pelaku pariwisata, Launching Calendar of Events 2021 dan peluncuran Aplikasi Jemari," kata Roni, Minggu, (11/4/2021).
Jemari
Aplikasi Jemari adalah inovasi yang digagas Dispar Riau untuk memberikan informasi terkini tentang data A3 (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas) destinasi wisata juga ekonomi kreatif, serta desa wisata yang ada di masing-masing kabupaten/kota kepada masyarakat luas.
Jemari hadir untuk memudahkan wisatawan lokal dan mancanegara, menemukan lokasi wisata di Provinsi Riau. Aplikasi ini bisa diunduh pengguna ios dan android, yang mana nantinya operator merupakan representative admin dari masing-masing Kabupaten/Kota untuk dapat memperbaharui data sesuai dengan schedule/waktu yang telah ditetapkan.
Kalender Pariwisata Riau 2021
Pada Tahun 2021 ini, Dispar Riau akan meluncukan kalender pariwisata Riau. Sebanyak 73 iven telah diusulkan dari Kabupaten/Kota, diantaranya Festival Budaya Parahu Baganduang (Kuansing), Haul Marhum Pekan (Pekanbaru),Parade Tari (Pekanbaru), Lomba Mancing (Dumai), Festival Muara Takus (Kampar),
Lalu, Ritual Tolak Bala Atib Koambai (Rohil), Festival Gasing Internasional (Siak), Gema Muharram (Inhil), Pacu Sampan (Inhu), WDO Endurance 2021 (Pekanbaru), Jelajah Wisata Alam (Inhil), Festival Bono Surfing Bekudo Bono (Pelalawan), Festival Siak Bermadah (Siak), Lampu Colok (Bengkalis & Meranti), dan Subayang Festival (Kampar). Penyelenggaraannya dengan penerapan standar protokol kesehatan sesuai panduan CHSE Kemenparekraf.
Anugerah Pariwisata Riau 2021
Sebanyak 11 Anugerah Pariwisata Riau 2021 dipersembahkan Dispar Riau, yaitu, atraksi budaya terpopuler, cinderamata terpopuler, destinasi terpopuler, dan iven wisata terpopuler.
Kemudian, kuliner khas terpopuler, pegiat seni terbaik, pokdarwis terbaik, ekowisata terpopuler, situs sejarah terpopuler, surga tersembunyi terpopuler, dan pemerintah kabupaten/kota tergiat mempromosikan pariwisata.
Festival Ekraf Riau 2021
Masih bersempena dengan iven ini, Dispar Riau juga menggelar Festival Ekraf Riau. Sedikitnya ada 14 stan bazar yang menawarkan beragam kudapan khas Riau dan Kriya.
Festival Ekraf Riau digelar mulai tanggal 10-11 April 2021 di halaman Bandar Seni Raja Ali Haji purna MTQ jalan Sudirman, Pekanbaru.
Terpisah, Master Assessor Pariwisata, Osvian Putra mengatakan, bahwa gawe Dispar Riau di awal kuartal kedua 2021 dalam suasana pandemi, dirasakan cukup untuk menjadi trigger bagi ekosistim Kepariwisataan Riau, yang memang sangat minim aktivitas semenjak setahun terakhir.
"Maka, untuk itu taktik dan strategi baru perlu dibuat untuk beradaptasi dengan model pariwisata terkini pada suasana pandemi ini," kata Osvian.
Disampaikan Osvian, aplikasi berbasis digital memang saat ini telah menjadi model baru dalam segala hal, mulai dari look, book sampai proses payment terhadap berbagai macam produk kepariwisataan.
"Maka jika kita tidak mengikuti model terbaru seperti ini dapat dipastikan disparitas kita akan semakin melebar dibandingkan dengan daerah-daerah [baca: negara] lain yang telah terlebih dahulu menerapkan sistim berbasis ios dan android ini," jelasnya.
"Walaupun success rate nya belum bisa ditebak sampai sejauh mana efektifitas model ini bisa mendongkrak pariwisata Riau, namun terlihat sudah ada usaha untuk mengikuti pola yang memang sudah berlaku secara global tersebut. Ingat, jika ingin main di level global tentu harus pula ikut standar global itu sendiri," ujar Osvian.
Osvian mengungkapkan, untuk hal ini, rasanya perlu diapresiasi apa yang sudah diperbuat oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini. Apalagi jika aplikasi tersebut bermain di ranah online, tetap diikuti dengan kegiatan offline dengan memamerkan berbagai macam kreatifitas baru baik dari sisi kuliner, seni maupun kriya untuk menjadi supporting factor bagi kemajuan pariwisata Riau.
"Kemudian, Anugrah Pariwisata Riau yang juga di announce pada saat bersamaan juga dipastikan akan menjadi leverage bagi daerah-daerah yang objek atau produk atau tokohnya terpilih sebagai nominasi apalagi pemenang dalam ajang tersebut," sebutnya.
Osvian mengatakan, bahwa Dinas Pariwisata Riau dengan cerdik membungkus seremoni pengumuman pemenang anugrah tersebut dengan melibatkan semua stakeholder dan asosiasi-asosiasi kepariwisataan yang ada di Riau sebagai bentuk dukungan terhadap ekosistim ekonomi yang terdampak begitu parah akibat pandemi setahun terakhir ini.
Namun, sambung Osvian, dilain pihak tentu mesti pula disadari, begitu keras usaha yang dilakukan untuk memajukan pariwisata Riau, di seberang sana banyak pula pihak kompetitor yang bekerja sangat keras untuk merayu orang Riau untuk menjadi target market mereka.
"Sebab sudah jamak diketahui bahwa selama ini Riau adalah salah satu penyumbang wisatawan paling dominan dan potensial bagi beberapa destinasi di sekitar baik dalam maupun luar negri," Osvian menjelaskan.
Diungkapkan Osvian, bahwa selama ini pemahaman tentang ekonomi kepariwisataan ini, yang belum banyak tertanam dalam pikiran khalayak termasuk sebagian pelaku pariwisata sendiri, bahwa sejatinya pariwisata itu baru akan membawa manfaat bagi Riau jika kita berhasil mendatangkan orang lain baik dari luar daerah maupun luar negeri ke Riau.
"Sebab jika yang dilakukan adalah membawa orang Riau ke luar daerah atau bahkan keluar negeri maka yang terjadi adalah sebaliknya, defisit," tegasnya.
"Jadi dalam konteks kepariwisataan, ekspor artinya adalah mendatangkan wisatawan dari luar ke dalam, sedangkan jika kita membawa orang Riau ke luar daerah atau luar negeri itu yang terjadi malah impor. Celakanya selama ini nilai ekspor kita selalu kalah jumlah dibanding impor sehingga yang terjadi adalah 'tekor'," tandas Osvian.