Tulus Jalankan Tugas Jadi Imun Subhan Makamkan Pasien Covid-19

Penggali-kubur5.jpg
(DEFRI CANDRA/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Jumlah pasien meninggal Covid-19 yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tengku Mahmud Palas Pekanbaru sudah berkurang.

Hal ini diketahui usai penggali makam Tengku Mahmud Palas, Subhan Zein memberikan keterangan di area makam.

 

Menurutnya, jumlah pasien yang meninggal akibat Covid-19 dan dikuburkan disini sudah berkurang.

 

"Biasanya, kita menyediakan 7-8 lobang untuk pasien meninggal covid, namun sekarang, kita hanya menyediakan 3-4 lobang makam saja," ucap Subhan kepada RIAUONLINE.CO.ID, Minggu, 31 Januari 2021.

 

Subhan juga mengungkapkan tingkat kecemasan yang dirasakan saat terkena atau terdampak Covid-19 saat menggali kubur juga tidak begitu besar.

 

"Karena sudah terbiasa, jadi tidak terlalu takut terkena Covid-19, terus kita juga selalu menggunakan APD lengkap dalam menguburkan pasien meninggal Covid-19," terangnya.

 

Subhan juga menceritakan suka dan duka yang dialaminya saat menggali kubur pasien meninggal Covid-19 di TPU Tengku Mahmud Palas Pekanbaru.

 

Sudah 10 bulan sejak Maret 2020, para penggali kubur berjibaku mengantarkan ratusan jenazah positif Covid-19 ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman khusus di TPU Tengku Mahmud Palas.

 

Setiap detik dalam rentang waktu tersebut para petugas penggali kubur rentan dan beresiko terdampak Covid-19.

 

Rasa khawatir akan ancaman tertular virus dari jenazah yang mereka antar seakan tidak bisa mengalahkan tingginya rasa kemanusiaan dan tanggung jawab mengemban tugas menjadi penggali kubur. 


 

Karenanya, tanpa keluh, tak terasa 10 bulan sudah rutinitas yang sama mereka lakukan.

 

Peti jenazah positif Covid-19 yang datang silih berganti setiap harinya harus mereka kuburkan. 

 

Alat pelindung diri berupa hazmat dan masker menjadi perisai diri mereka mencegah paparan corona, selain tentunya berdoa kepada Sang Pencipta.

 

Subhan Zain terlihat sedang duduk beristirahat di pinggiran lahan makam khusus jenazah Covid-19.

 

Meski lelah belum hilang, rasa tanggung jawab dan tugas yang diemban tak menyurutkan semangat dalam membantu proses pemakaman.

 

"Siang malam kita harus siap 24 jam, yang tidak enaknya ya kalau hujan, liang kubur rawan roboh, soalnya tanah tercampur pasir," terangnya saat bercerita di samping makam.

 

Subhan juga menceritakan rasa lelah dan capek sudah pasti ada, namun dirinya meyakini mengeluh bukan merupakan pilihan.

 

Meski terus-menerus, berpanas-panasan memakamkan jenazah dengan APD lengkap, Subhan dan petugas penggali lain menjalaninya dengan tulus.

 

"Suka duka pasti ada. Tapi karena ini membantu orang yang berduka, tidak boleh kita lalu mengeluh," tambah Subhan.

 

Mungkin rasa tulus menjalani pekerjaan menjadi imunitas tersendiri bagi Subhan dan petugas lain. 

 

Meski menjadi gara terakhir dalam menangani pandemi, Subhan patut bersyukur, ia dan petugas penggali kubur lainnya selalu diberikan kesehatan.

 

"Kalaupun sakit cuma karena drop. Kecapekan," terang Subhan.

 

Baginya, selama diberi kesehatan dan tetap bisa berkumpul dengan kawan satu profesinya di lahan pemakaman, itu sudah menjadi suatu nikmat yang besar.

 

"Sukanya di sini kita ya masih sama kawan-kawan, bekerja, membantu," ujarnya.

 

 

Namun di luar itu semua, tentu penggali kubur di TPU Tengku Mahmud Palas Pekanbaru tetap bersyukur masih diberi kesehatan dan kekuatan membantu orang-orang dalam mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir.