Keluarga Putri Wahyuni Berharap Ada Mukjizat

keluarga-putri.jpg
(Laras Olivia)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Suasana duka menyelimuti kediaman orang tua salah seorang penumpang pesawat Sriwijaya Air asal Pekanbaru, Putri Wahyuni Effendi.

Warga jalan Sembilang, Rumbai, Pekanbaru ini menjadi korban dalam jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Bersama suaminya Ihsan Adhlan Hakim, Putri hendak menuju Pontianak. Mereka berangkat dari Bandara Soetta, Jakarta, Sabtu 9 Januari 2021.

Pesawat yang mereka tumpangi terbang dari Bandara Soetta menuju Pontianak pada pukul 14.36. Sedianya pesawat tersebut mendarat di Pontianak pukul 15.44 WIB. Namun pukul 14.47, pesawat hilang kontak di Pulau Laki, Kepualaun Seribu, pukul 14.36 WIB.

Pantauan riauonline.co.id, sejumlah kendaraan terparkir di halaman rumah. Para kerabat dan tetangga berdoa bersama atas keselamatan para korban jatuhnya pesawat.

Dari keterangan Ayah Putri, Arizal Effendi (66), anak bungsunya berangkat ke Pontianak untuk persiapan kenduri. Ia menyebut, putrinya menikah pada bulan Maret 2020.

"Jadi mereka mau persiapan kenduri yang di Pontianak," terang Arizal kepada riauonline.co.id, Minggu 10 Januari 2020.


Arizal mengenang percakapan terakhir dengan putri bungsunya itu. Ia katakan, mereka sempat mengobrol lewat sambungan telepon.

"Sempat menelepon sebelum berangkat. Pamitan. Percakapan terakhir, saya sampaikan hati-hati, nak," ucapnya lirih.

Dirinya mengaku tahu kabar jatuhnya pesawat dari media sosial. Sempat panik, keluarga mencoba menelepon langsung ke nomor Putri dan juga suaminya. Namun tidak mendapati jawaban dari yang bersangkutan.

"Coba hubungi mertua anak, tapi belum juga ada kabar. Kami menelepon berkali-kali," katanya.

Pihak keluarga juga mendapat kabar dari sanak saudara di Jakarta. Mereka infokan situasi di bandara sedang ramai. Akhirnya mereka sarankan untuk menanti kabar dari televisi.

Saat ini, kata Arizal, keluarga besar masih menanti kabar baik. Mereka menanti kabar dari pihak maskapai. Ada rencana anak pertama Arizal akan berangkat ke Jakarta esok hari.

"Anak pertama yang akan menyusul ke Jakarta. Kabarnya pihak maskapai menyediakan fasilitas di bandara bagi keluarga yang datang ke sana. Kalau saya tidak bisa sebab stamina sudah berkurang," imbuhnya.

Arizal menyebut, Sabtu malam kemarin pihak RS Bhayangkara datang ke rumahnya. Mereka datang guna mengambil sampel DNA untuk mengumpulkan data ante mortem dan post mortem.