Bukan Tak Paham, Masyarakat Utamakan Beras daripada Beli Masker

Razia-tidak-pakai-masker6.jpg
(Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Sebanyak 51 pelanggar Protokol Kesehatan (Prokes) terjaring Tim Yustisi saat menggelar razia di depan Purna MTQ, Jum’at, 8 Januari 2020 lalu. Terkait hal ini, Pengamat Kebijakan Publik sebut pemerintah dan masyarakat bermain kucing-kucingan.

Pengamat Kebijakan Publik UIN Suska Riau, Elfiandri mengatakan, pemerintah dan masyarakat bermain kucing-kucingan. Arti kucing-kucingan disini, adanya peraturan, lalu diadakan razia, terjaring beberapa orang. Setelah itu, kendor lagi aturannya.

“Trus diadakan razia lagi, kendor lagi. Gitu terus,” katanya.

Selain itu, Elfiandri juga menganggap, pemerintah tidak berusaha memahami secara konkret alasan masyarakat tidak menjalankan atau malas melaksanakan protokol kesehatan. Ia meminta, pemerintah harus menyelami jiwa masyarakat. Sebaiknya pemerintah tanyakan kepada masyarakat, apa alasan masyarakat ini tidak memakai masker.



Elfiandri beranggapan, sebaiknya pemerintah memberikan subsidi masker. Kasih masker kepada masyarakat biar masyarakat mau memakai masker. Kalau sudah dikasih masker, tapi masyarakat tetap melanggar, baru pemerintah bisa bersikeras.

“Mereka itu orang-orang yang lebih mementingkan beli beras dari pada beli masker, lalu dipaksa pakai masker?” ujarnya.

Kedepannya, Elfiandri berharap pemerintah dapat berkomunikasi sesuai apa yang dirasakan masyarakat. Tujuannya tentu saja agar memahamkan masyarakat akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan. Dalam menyampaikan aturan pun, pemerintah bisa menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tanpa harus menakut-nakuti.

“Masyarakat itu bukan paham, tapi takut. Padahal kesehatan itu bukan takut, tapi paham,” pungkasnya.