Warga Pekanbaru Mengeluh Permasalahan Kulit saat Pandemi, Apa Saja?

Dessi.jpg
(Hidayatul Fitri/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tengku Syarifah Dessi Indah Sari Assegaf, akrab disapa Dessi, merupakan seorang dokter spesialis kulit dan kelamin. Ia membuka praktek di Rumah Sakit Unit Daerah (RSUD) Arifin Ahmad dan Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. Ia juga membuka praktik pribadi di Jalan Kaharudin Nasution.

Selama pandemi terjadi kejadian permasalahan kulit baru. Permasalahan kulit paling banyak dijumpai yaitu dermatitis kontak iritan akibat penggunaan hand sanitizer (cairan pembersih tangan), timbulnya jerawat akibat pemakaian masker dan meningkatnya kasus kerusakan kulit akibat stres.

 

“Kalau diurutkan yang paling banyak itu dermatitis akibat penggunaan hand sanitizer, jerawat akibat penggunaan masker kemudian kerusakan kulit karena stress,” ujar Dessi di acara ROLCAST, Kamis, 10 Desember 2020.

Hand Sanitizer berbahan alkohol menyebabkan pergeseran tren penyakit kulit selama pandemi. Biasanya timbul dermatitis (alergi) pada tangan seperti gatal-gatal dan kulit terkelupas.

“Selama pandemi banyak ditemui pasien dengan keluhan timbulnya jerawat akibat penggunaan masker atau biasa disebut acne mask,” kata Dessi.

Sebagaimana diketahui, selama pandemi masker adalah benda wajib digunakan saat beraktifitas. Sehingga terdapat kriteria tertentu jenis masker anjuran untuk digunakan.

Dessi menyampaikan, masker digunakan harus hipoalergenik (meminimalisasi munculnya alergi) dan tidak menimbulkan iritasi.


“Penggunaannya juga harus dibatasi, maksimal penggunaan 4 jam,” ujarnya.

Acne mask timbul akibat iritasi karena penggunaan masker terlalu lama dan bahan yang tidak sesuai. Sehingga terjadi kerusakan kulit yang memudahkan timbulnya komedo dan jerawat.

“Pemilihan jenis masker harus tepat,” ucapnya.

Masker yang tepat yaitu berbahan lembut, tidak menimbulkan iritasi dan harus diganti setiap 4 jam sekali.

Dessi mengungkapkan, masker paling sering menyebabkan iritasi yaitu masker kain. Masker berbahan kain biasanya tidak menyerap keringat dan kasar. Master tersebut biasanya akan bersifat kedap dan kulit akan terlalu lembab.

Neurodermatitis juga menjadi masalah kulit paling banyak ditemui selama pandemi akibat stres. Neurodermatitis merupakan kondisi kulit yang dimulai dari bercak kulit gatal.

“Selama pandemi ini kan banyak yang stres cuma levelnya aja yang berbeda,” ujarnya.

Neurodermatitis biasanya terjadi di bagian punggung kaki, tengkuk, buku jari tangan, kulit buah zakar dan kulit bibir kemaluan pada wanita.