Lindungi Anak dari Tindak Kejahatan, SQC Ajarkan Anak Hapal Alquran

Syiar-Quran-Center.jpg
(SQC)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Di jalan Pesisir Gang Rumbio No 2 D, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau terdapat bangunan sederhana bercat dinding biru dengan lahan sempit merupakan lokasi Pusat Pendidikan dan Pembinaan Generasi Quran bernama Syiar Quran Center (SQC).

 

Memasuki kawasan SQC terasa melihat sisi lain dari Kota Pekanbaru. Menuju SQC akan merasakan sensasi jalan berlubang tapi tidak terlalu ramai. Bangunan berdinding kayu masih banyak ditemui.

 

Syiar Quran Center merupakan sekolah berfokus pada pendidikan Al-Quran dan perbaikan akhlak masih dalam tahap merintis. Ana Puspita, mendirikan SQC bersama suaminya bernama Gunawan dengan komitmen awal ingin membantu orangtua untuk mendidik anak-anak disekitar kawasan rumah mereka tinggal dengan bekal ilmu agama Islam.

 

Mulanya Ana mengajar ngaji anak-anak sejak tahun 2004. Semakin lama jumlah anak yang ikut belajar mengaji semakin bertambah. Sehingga, setelah menikah pada tahun 2007 Ana dan suaminya mulai mengembangkannya dan terbentuklah SQC.

 

Keadaan lingkungan sekitar SQC cenderung rawan bagi anak-anak terhadap pergaulan yang dapat membuat terjerumus pada perbuatan yang tidak baik seperti premanisme dan narkoba. Sehingga, SQC hadir untuk mengantisipasi hal tersebut.

 

“Kami mengajarkan ilmu agama agar mereka tidak aneh dengan agamanya sendiri dan meminimalisir pengaruh lingkungan yang tidak baik bagi anak-anak,” ucap Ana.

 

Orangtua murid banyak yang tergolong menengah ke bawah. Orangtua kerap meninggalkan anak di rumah untuk bekerja. Kekhawatiran Ana muncul terhadap keadaan anak yang ditinggal.

 

“Dengan kondisi lingkungan yang seperti ini saya khawatir. Seperti pelecehan seksual anak-anak sudah biasa kami dengar,” katanya.

 

Keresahan Ana membuat ia semangat membuka rumah belajar untuk anak-anak usia dini pada tahun 2016. Harapannya dapat membantu menjaga dan mendidik anak yang ditinggal orangtuanya saat jam kerja.

 

“Saat pagi berangkat kerja anaknya dititip kepada kami,” ujarnya.

 

SQC memiliki 3 program yaitu TK (Taman Kanak-kanak) Dhuafa, TPQ (Tempat Pendidikan Quran) dan Takhosus (program hafal Quran).. Program TK dijalankan seperti sekolah pada umumnya dengan menekankan ilmu agama lebih banyak.

 

SQC menerima 30 anak setiap tahun pada program TK Dhuafa. Sebab SQC menyediakan jasa ini dengan sukarela atau gratis.

 

Pada program TPQ murid-murid akan belajar mengaji di malam hari. SQC juga memberikan target hafalan juz 30 dan diadakan belajar untuk menulis ayat Al-Quran. Sedangkan Takhosus program khusus hafal Al-Quran. Syarat bagi yang ingin mengikuti program Takhosus minimal sudah hafal juz 30.

 


“Semua kegiatan gratis 100 persen,” ungkapnya.

 

Jumlah anak yang tergabung dalam SQC mencapai 170 murid terdiri dari murid TK, TPQ dan Takhosus. Guru tersedia berjumlah 7 orang.

 

SQC tidak memberlakukan syarat dan ketentuan khusus bagi anak-anak yang ingin belajar. Anak-anak yang dapat bergabung dengan SQC pada program TPQ dan Takhosus targetnya di bawah usia anak SMA.

 

 Bagi Ana, selagi anak tersebut ada kemauan maka SQC akan menerima dengan senang hati. Kecuali bagi murid TK SQC membatasi lokasi domisili dengan total maksimal 30 murid.

 

“Guru hanya ada 4, 1 guru mengajar 10 anak agar lebih maksimal,” ujarnya.

 

Meski masih dalam tahap merintis, SQC berupaya memaksimalkan kemampuan guru dengan membantu melanjutkan kuliah jurusan Pendidikan Anak Usia Dini.

 

“Kami bantu guru-guru agar mendapatkan keringan dari kampus dan jika ada rezeki lebih SQC membantu memberi uang minyak untuk pergi kuliah,” ucapnya.

 

Niat tulus Ana dan Gunawan mendirikan SQC gratis bagi semua muridnya seperti mendapatkan jalan dan rezeki dari arah yang tidak terduga. Ana, mengaku, sejauh ini ia tidak pernah memohon kepada orang untuk menjadi donatur di SQC.

 

“Terkadang saya hanya posting kepada teman-teman kira-kira apa yang sedang dibutuhkan murid-murid SQC dan ternyata ada saja yang bisa membantu,” katanya.

 

Tanah bangunan SQC saat ini berstatus hak pakai. Jadi, jika suatu saat kemungkinan harus digusur Ana sudah siap akan hal tersebut. Bangunan tersebut pun merupakan donasi dari sosok dermawan.

 

Semua fasilitas SQC seperti meja, kitab, buku, kursi dan sebagainya merupakan hasil donasi.

 

“Semua yang ada disini hasil infaq dan wakaf,” ungkapnya.

 

Untuk memenuhi kebutuhan, SQC kerap melakukan kegiatan seperti pembuatan sabun cuci piring. Sabun cuci piring akan dijual dan dijadikan pemasukan operasional SQC. Selain itu, SQC juga melakukan pengumpulan barang bekas.

 

“Hasilnya kami kumpulkan biasanya untuk pembayaran uang listrik,” ucapnya.

 

Kendala Ana hadapi yaitu tidak semua orang melihat niat baik berdirinya SQC. Beberapa orang sempat menganggap SQC merupakan sebuah proyek kepentingan tertentu.

 

Setiap tahun SQC mengadakan acara pemberian kado lebaran berupa perlengkapan alat tulis bagi murid. Berbekal unggahan di media sosial SQC berhasil memenuhi kebutuhan kado lebaran.

 

“Biasanya saya unggah di Facebook dan Whatapp pribadi, nanti ada saja yang bersedia membantu,” ujarnya.

 

Selain itu, SQC juga berkenan membantu orang yang ingin bersedekah dan meminta tolong agar SQC membantu menjadi penyalur. Ana dan guru-guru akan membantu memberikan langsung kepada orang yang tepat.

 

Ana dan suaminya saat ini sedang berusaha mencari lahan wakaf atau donasi minimal seluas 1 hektar. Cita-citanya adalah ingin mengembangkan SQC menjadi sebuah pondok pesantren yang terdapat panti asuhan.

 

“Jadi niatnya, anak-anak yang dhuafa atau yatim mereka bisa sekolah di SQC dengan gratis,” ungkapnya.

 

Lahan seluas satu hektar dimaksudkan untuk menyediakan lahan peternakan dan pertanian bagi santri untuk bekal usaha mandiri. Impian Ana juga bisa memberikan bekal kemampuan seperti membuat kue bagi santriwati.

 

Program utama tetap tahfizh dan disertai kewirausahaan.

 

“Jadi jika sudah tamat dari pondok harapannya santri tidak menganggur,” ujarnya.

 

Target lahan wakaf diutamakan di sekitar Kota Pekanbaru. Sebab jika suatu saat nanti pesantren sudah terealisasi SQC yang saat ini juga harus tetap berjalan.

Ana berharap SQC mampu bertahan dan berkembang untuk menyediakan sekolah gratis dan memberikan ilmu bermanfaat.

 

SQC sangat membutuhkan lahan wakaf saat ini. Jika ingin mengetahui info lebih lanjut mengenai SQC bisa hubungi 081276864584 atau Instagram @ananawa171.