Sahabat Berbagi Riau Dedikasikan Diri untuk Lansia dan Janda

Sahabat-Riau-Berbagi.jpg
(SRB)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sahabat berbagi Riau (SBR) merupakan komunitas bidang sosial yang terbentuk sejak tahun 2017. Komunitas ini dibentuk atas dasar kepedulian terhadap sesama manusia. Sehingga SBR bisa menjadi wadah untuk menyalurkan donasi bagi orang membutuhkan.

“SBR merupakan wadah bagi orang yang memiliki rezeki lebih sehingga bisa disalurkan kepada orang yang tepat melalui SBR,” kata Muhammad Rifqi, Humas SBR.

SBR diketuai oleh Ahmad Faizal Fakri atau akrab disapa Fakri. Ia mengungkapkan kriteria yang dijadikan target penerima donasi SBR difokuskan kepada lansia dan janda yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

SBR akan melakukan survei langsung melihat kondisi rumah dan keadaan calon target. Informasi penerima donasi biasa didapatkan dari berbagai jaringan yang dimiliki SBR. Target penerima donasi Sembako dibagi atas target prioritas dan tidak prioritas untuk mengatasi jumlah dana terkumpul yang tidak stabil.

“Kami tidak pernah mematokkan jumlah donasi yang harus terkumpul,” kata Rifqi.

SBR melakukan survei terlebih dahulu untuk memastikan target penerima donasi. Sehingga donasi bisa tersalurkan dengan benar dan tepat sasaran. Target penerima donasi SBR merupakan target tetap sehingga target dicatat atau terdaftar menjadi penerima tiap bulannya.

“Target yang sudah ditetapkan harapannya bisa meringankan pengeluaran bulanan mereka,” ujarnya.

Namun, SBR tetap menerima saran rekomendasi jika ada calon penerima donasi yang benar-benar membutuhkan.

“Jika rekomendasi sesuai dengan standar yang ditetapkan SBR setelah dilakukan survei maka kami akan sepakati bersama dengan anggota SBR sebagai penerima donasi,” kata Sisie Aisyiah Az Zahra, akrab disapa Sisie, bendahara SBR.

Berbekal ketulusan ini SBR memiliki kegiatan rutin bulanan yaitu pemberian Sembilan bahan konsumsi (Sembako) kepada lansia, anak yatim, janda dan orang sakit. 

Pemberian donasi diberikan secara langsung kepada target penerima donasi. Alasan memberikan langsung agar bisa langsung melihat kondisi penerima tiap bulan.

 “Kami antar langsung ke rumah orang yang menerima donasi,” ucap Rifqi.


Selain itu, jika saat kunjungan bulanan kondisi perekonomian target meningkat maka akan pemberian donasi akan dihentikan kepada target tersebut.

“Kalau target bersyukurnya sudah memiliki perekonomian yang lebih baik maka akan kita hapus dari daftar SBR,” kata Sisie.

Sumber dana didapatkan dari para donatur. Donasi dikumpulkan per agenda kegiatan. Jika donasi yang dibutuhkan bersifat mendesak maka opsi pengumpulan bisa secara internal saja (antar anggota SBR) atau bisa diinfokan ke eksternal (di luar keanggotaan SBR).

Donasi rutin bulanan juga dilakukan per agenda kegiatan  untuk umum. Info disebarluaskan melalui media sosial SBR dengan durasi waktu pengumpulan yang sudah ditentukan. SBR tidak menerima donasi di luar adanya agenda yang sudah di rencanakan.

“Kami menerima donasi hanya saat pada periode pengumpulan donasi untuk kegiatan,” ujar Sisie.

Tujuan sistem pengumpulan ini Sisie berlakukan agar donasi tidak mengendap di rekening SBR. Setelah kegiatan saldo tidak dibiarkan bersisa. Pelaporan keluar masuk donasi juga dilakukan secara transparan oleh SBR kepada donatur.

SBR menegaskan bahwa tidak pernah menggunakan hasil donasi untuk keperluan operasional. Dana pengeluaran operasional ditanggung oleh pengurus secara pribadi.

“Semua keperluan opersional kami tanggung pakai uang kami sendiri,” ucap Sisie.

Dengan misi kebaikan yang diusung SBR kerap menjalin kerjasama dengan berbagai yayasan, komunitas dan beberapa instansi.

“Kami membuat komunitas ini karena memiliki suatu kesamaan ingin membantu semama manusia,” kata Sisie.

Kendala yang dihadapi SBR sejauh ini persoalan teknis saat pembagian Sembako karena membutuhkan transportasi dan tenaga lebih untuk persiapan. Sedangkan latar belakang profesi anggota SBR yang beragam tidak bisa dipastikan banyak memiliki waktu luang.

“Kalau kendala lebih ke teknis saja,” kata Rifqi.

Rifqi, mengaku, tidak bekerjasama dengan pemerintah untuk menghindari kepentingan politik mengingat komunitas sosial berpotensi besar menjadi media promosi pihak tertentu.

“Kami pernah diminta untuk memberikan Sembako atas nama seseorang, tetapi kami tidak terima,” kata Rifqi.

Namun. SBR bisa bekerjasama dengan suatu perusahaan atau instansi jika ingin memberikan donasi. Instansi terkait dapat mencantumkan log sebagai bentuk apresiasi.

“Kalau ada logo usaha yang mau dicantumkan tidak apa-apa, asal bukan dalam bentuk nama seseorang,” jelas Rifqi.

Jumlah anggota aktif SBR saat ini sekitar 70 orang. SBR membuka kesempatan kepada masyarakat umum yang ingin bergabung menjadi anggota SBR. Syarat jika ingin bergabung setidaknya mengikuti 3 aksi kegiatan SBR.

Keuntungan tergabung aktif dengan SBR adalah adanya kepuasan pribadi ketika bisa membantu orang-orang yang membutuhkan uluran tangan untuk mampu bertahan hidup.

“Keuntungannya ya kita senang dan bahagia. Apalagi ketika mereka mendoakan itu adalah sebuah keuntungan bagi kami,” ucap Sisie.

Sisie, menyampaikan keinginannya agar SBR terus bisa berkomitmen sebagai jembatan kebaikan bagi donatur dan orang-orang yang membutuhkan agar terus bisa saling peduli dan mau berbagi sesama.

“Saya banyak belajar bahwa banyak donatur yang tidak tahu dan tidak punya waktu untuk menyalurkan bantuan, sehingga SBR diharapkan bisa menjadi wadah dan solusi atas permasalahan tersebut,” kata Sisie.

Jika ingin mengetahi info tentang SBR bisa langsung diakses melalui media sosial Instagram @sahabatberbagiriau berikut tertera nomor kontak yang bisa dihubungi.