RIAU ONLINE, PEKANBARU-Mobil dan motor berlalu lalang di Jalan Tuanku Tambusai. Suasana hiruk pikuk. Di pinggiran ujung Jalan Tuanku Tambusai, dari arah Mall SKA, sebuah kedai kayu berdiri dengan spanduknya bertuliskan ‘Kelapa Bakar’.
Indra pemilik kedai kelapa bakar itu menyambut ramah. Sembari tangannya sibuk menyiapkan pesanan pembeli, ia bercerita terkait bisnis yang sudah dirintisnya sejak dua tahun lalu.
“Udah lama jualan kelapa bakar ini, tapi mulai ramai saat pandemi,” katanya katanya sembari tersenyum kepada RIAUONLINE.CO.ID, 23 Oktober 2020.
Lelaki berbadan kurus dengan baju kemeja abu-abu itu mengatakan bahwa awalnya dirinya hanya berjualan kelapa muda murni, lalu kemudian muncullah ide untuk menjual juga kelapa bakar dengan ditambahi berbagai macam rempah-rempah.
Minuman ini konon merupakan minuman khas raja-raja terdahulu yang diminum saat hendak berperang. Atau bisa juga diminum karena dipercaya bisa mengobati penyakit.
Dengan sigap, tangan Indra memotong batok kelapa sambil berujar, kelapa muda bakar ini memiliki banyak sekali manfaat, yakni, meningkatkan imun tubuh. Karena proses pembakaran ini membuat getah dan gasnya menyatu menjadi obat. Selain itu, kelapa muda bakar dipercaya juga bisa melancarkan aliran darah, mengobati maag, dan mengobati asma.
“Manfaat lainnya, mengobati batuk, panas dalam, dan pilek. Bagi penderita diabetes bagus juga. Mengobati batu ginjal,” ujarnya.
Selesai memotong batok luar kelapa, Indra memberi kelapa tersebut kepada istrinya untuk dibungkus karena ada pembeli yang ingin membawa pulang. Cara penyajian kelapa bakar ini pun cukup unik, ditaruh kelapa utuh yang bagian atasnya udah dibuka, ditaruh di atas nampan.
Didalam kelapa, dimasukin serei. Sedangkan disamping kelapa disediakan mangkuk yang berisi campuran berbagai rempah. Jadi cara meminumnya, pembeli tinggal memasukan rempah-rempah itu ke dalam kelapa.
Sambil tersenyum, Indra kembali melanjutkan ceritanya. Lelaki itu berujar, rempah-rempah yang ia gunakan berupa serai, jahe merah, dan rempah-rempah lainnya. proses pembuatan kelapa bakar ini memakan waktu cukup lama. Untuk proses membakarnya, membutuhkan waktu dua jaman lebih.
“Dibakar sampai batok luarnya hitam gosong dan dalamnya mendidih. Lalu kemudian, baru diminum dengan berbagai macam rempah,” kata Indra.
Untuk harga, kelapa muda bakar ini dibandrol dengan harga Rp 17 ribu, sedangkan kelapa muda biasa dengan harga Rp 10 ribu. Indra mengaku, dimasa pandemi ini, pembeli kelapa muda bakar meningkat tajam ketimbang sebelum pandemi. Dalam sehari, 40 hingga 50 buah kelapa muda bakar terjual.
“Kelapa muda bakar terjual 10 hingga 15 dalam sehari. Beda banget dengan sebelum pandemi,” ucapnya.
Lelaki bertopi hitam itu lalu kemudian duduk, ia mengusap keringat dikeningnya. Indra mengaku, dirinya juga mengkonsumsi kelapa muda bakar ini setiap hari untuk meningkatkan imunitas dirinya dan istrinya yang sudah tak muda lagi.
“Buat jaga-jaga, makanya minum juga. Nanti diketawain orang kalau yang jualnya aja sakit, jadi nggak percaya orang,” katanya sembari tersenyum memperlihatkan gigi-giginya yang sedikit jarang.
Terkait omzet kotor, lelaki itu mengatakan, dalam sebulan, ia dan istrinya bisa menghasilkan sembilan hingga sepuluh juta rupiah. “Alhamdulillah. Beda banget pas sebelum pandemi,” pungkasnya.
Perempuan berjilbab abu-abu itu bernama Ira. Ia salah satu pembeli kelapa bakar dikedai Indra. Sembari menyeruput kelapa bakarnya, Ira mengaku baru pertama kali mencoba kelapa bakar ini.
“Awalnya direkomendasikan teman. Pas nyobain, rasanya hangat ditenggorokan,” katanya.
Perempuan berwajah manis ini mengaku suka dengan kelapa bakar ini. Ia membeli satu lagi untuk dibawa pulang. “Kayanya bakal langganan,” tutupnya.